Langsung ke konten utama

Menyimpan & Mengambil Pakaian

Hari ke 4

Melatih Kemandirian



Menyimpan dan Mengambil Pakaian


🌷Temuanku hari ini
Pagi ini terasa berbeda, qodarullah wa maa syaa-a fa'ala aku memang sedang kurang fit. Sejak kemarin aku diare dan pagi ini rasanya mual-mual ingin muntah. Rasanya memang ingin beristirahat, namun itu tak mungkin untuk pagi ini karena aku harus mengurus anak-anakku. 
Alhamdulillah pagi tadi Kakak sudah mandi bersama neneknya, tinggal Maryam. Kali ini kucoba mengajaknya mandi, ia pun seperti biasa bersemangat memasuki kamar mandi. Ku coba iseng memintanya membuka pakaian sendiri. 
"Ayo coba buka baju dan celana nya sendiri ya.." 
Dengan bersegera ia memegang bajunya, kemudian berkata 
"Sah .. saah.. " yang berarti susah. Hehe tentu saja aku tau anak seusianya masih kesulitan membuka pakaian sendiri, aku hanya ingin melihat semangatnya saja. 
Lalu ku buka pakaiannya satu persatu, dan setelah semua terbuka aku coba sounding agar ia sendiri yang menyimpan pakaian bekas pakainya ke tempat cucian. 
"Ayo simpen ini ke sana yaa Dek, " pintaku sambil menunjuk ke keranjang cucian. Ia langsung meraih pakaian bekas pakai dari tanganku dan menyimpan nya dengan baik ke keranjang cucian. 
"Wah.  Maryam anak pin.." 
"Tal.." jawabnya puas. 
Lalu, aku sounding kembali untuk memakai shampo dan sabun sendiri, ku coba tuang shampo di kepalanya dan mungkin ada tetesan yang jatuh ke matanya, ia pun merasa tak nyaman dan menangis. Ku coba bersihkan area muka dan mata nya berharap ia kembali merasa nyaman, namun malah jadi badmood. Baiklah, ia tak bersemangat saat ini karena sesuatu mengganggunya. 
Oh tapi tidak, ternyata saat ku ambil sabun ia pun segera meraihnya, menggosok-gosok perut lalu kakinya sendiri tanpa aku arahkan. Bukan tanpa alasan aku tak mengarahkannya kali ini, karena tiba+tiba perutku mual tak terkira. Aku muntah-muntah tak bisa tertahankan saat baru saja aku memberikan sabun pada Maryam. Perutku sangat mual, dan berkali-kali aku tumpahkan isi perut keluar tanpa bisa mencegahnya dan tanpa memperhatikan Maryam yang sedang asyik bersama sabunnya. Ambyar, kegiatan kali ini pun tak seperti biasanya yang dilewatkan dengan sukacita dan bersemangat, aku segera menyelesaikan proses mandi Maryam segera setelah akupun merasa harus cepat memulihkan diriku yang oleng ini. 
Sebelumnya memang telah ku siapkan pakaian Maryam, maka setelah kami keluar kamar mandi, ku minta ia ambil sendiri pakaiannya di lemari. Anak kecil itu pun awalnya kebingungan, sempat terdiam dan melihat sekeliling sampai ku tunjukan dimana ia harus mengambil pakaiannya dan kemudian akhirnya ia menurut dan mengambil pakaiannya di lemari. MasyaaAllah.

🌷Strong Why
Selain mengarahkan agar anak bisa memakai sabun dan shampo sendiri, kupikir dengan kembali mengarahkannya untuk mengambil pakaian sendiri akan lebih menyenangkan baginya karena ia terlibat dengan proses kegiatan untuk dirinya sendiri. Begitupun dengan menyimpan pakaian bekas pakai ke keranjang cucian akan melatihnya untuk menyimpan sesuatu pada tempatnya dan lebih disiplin di kemudian hari. Tak banyak ekspektasi ku ,namun mencoba menjadikannya sebuah kebiasaan aku harap akan menjadi suatu proses yang melekat terus hingga ia beranjak lebih besar nanti. 

🌷 Strategi Melatih kemandirian 
Hal pertama yang selalu aku lakukan seharusnya adalah membuat ia merasa senang dengan kegiatannya, tanpa merasa terpaksa dan terganggu. 
Dan mengarahkan dengan memberi contoh dengan kalimat sederhana dan singkat agar mudah dipahami. Untuk kegiatan mengambil baju sendiri, aku memulai dengan mempersiapkan kebutuhannya terlebih dahulu lalu disimpan di suatu tempat sehingga ia hanya tinggal mengambilnya saja. Dan saat proses pemakaian tak lupa untuk sounding memperkenalkan nama-nama pakaiannya. Seperti baju, celana, kaos dalam. Agar lama kelamaan ia paham apa saja yang ia butuhkan untuk berpakaian. Tentu saja semuanya dilakukan dengan menyenangkan dan tanpa paksaan. 

🌷Suksesku hari ini 
Alhamdulillah sounding hari ini memang tak begitu banyak, mengingat kondisiku yang sedang merasa kurang sehat. Aku hanya berkata-kata sedikit karena memang rasanya mual sekali. Namun, Alhamdulillah sedikit demi sedikit Maryam bisa memahami arahanku seperti ketika aku mengarahkannya menyimpan pakaian bekas pakai dan mengambil pakaian setelah mandi. Proses mandi juga tak berjalan sesuai harapan sebelumnya karena ada insiden mata perih yang membuat Maryam menjadi tak nyaman dan menangis. Tapi tak apa ya Nak, kita berproses untuk ini . 

🌷 Tantanganku hari ini
Tantanganku hari ini lebih ke menguasai diri sendiri, bagaimana aku bisa tetap melakukan sounding dan berekspresi menyenangkan di depan Maryam padahal aku sendiri sedang tak nyaman dengan kondisi kesehatanku. 

🌷Suksesku hari esok
InsyaaAllah semoga besok aku sudah lebih baik dan kembali sehat seperti sedia kala, sehingga bisa lebih maksimal dalam memberikan sounding dan arahan pada anak-anak. Dan mulai berproses lagi dengan penuh rasa semangat.

🌷Perasaanku hari ini adalah campur aduk, aku memang tak se-semangat seperti biasanya. Dan Maryam pun hari ini kulihat awalnya memang bersemangat namun saat proses mengambil pakaian setelah mandi ia terlihat masih bingung dan kurang bersemangat. Kupikir semuanya berawal dariku, jika aku bisa lebih maksimal maka anakku akan juga ikut maksimal. Tak apa ya Nak, terima kasih telah bekerja sama selama ini. InsyaaAllah kita berproses lagi nanti. 

Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike4
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...