Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Hari 6 #Kepompong

Wah untuk pertama kalinya aku rapel nih. Qodarullah malam kemarin rasanya lelah dan mengantuk sekali. Hanya bisa sampai mengerjakan jurnal puasa. Salahku sih kenapa tak dicicil mengerjakan di awal. Semoga saja setelah ini bisa lebih baik dan tepat waktu lagi.  Ya, kemarin itu kami pergi konsul kembali Prof. Budi, salah satu spesialis anak terbaik dengan konsultan khusus alergi dan imunologi yang direkomendasikan eh dokter sebelumnya.  Jadwalnya jam 16.00, kami pun pergi dari rumah sekitar pukul 15.30. Awalnya aku tak akan mengajak Kakak dan akan menitipkannya di neneknya. Tapj ternyata neneknya juga ada jadwal pengajian jadi tak bisa menemani kakak. Akhirnya kuboyong juga kakak ikut bersama kami.  Saat sampai di RS ternyata dokter belum tiba. Lalu karena di lobby mungkin Kakak melihat banyak mainan ia pun merengek ingin menunggu di tempat mainan saja. Hemm baiklah kupikir memang tak ada salahnya menunggu di lobby di Playground anak.  Akhirnya kami turun ke lobby ke area playground. Ana

Puasa Pekan 1 #Kepompong

  Sesuai dengan yang sebelumnya ku rencanakan. Pekan pertama aku akan berpuasa scrolling ga jelas termasuk di dalamnya scrolling status orang lain di medsos. Mengapa aku memilih puasa ini? Karena tentu saja ini adalah hal yang mempengaruhi keseharianku. Kadang dengan scrolling tanpa tujuan akan menghabiskan waktu, kuota dan juga memori dalam handphone. Belum lagi jika misalnya dalam scrolling kita menemukan hal-hal yang tidak mengenakkan hati, nanti jatuhnya menjadi over thingking dan lain sebagainya.  Hal ini juga secara tidak langsung bisa menjadi penyebab mengapa manajemen waktu belum baik. Ya karena ada hal-hal yang sifatnya unfaedah yang kita lakukan sehingga beberapa pekerjaan ditunda untuk dikerjakan alhasil malah menumpuk yang berimbas juga pada kesehatan mental atau emosi.  Maka puasa scrolling ini kurasa memang layak dijadikan puasa dan ditempatkan di pekan pertama. Karena menurutku ini adalah puasa yang paling mudah akh lakukan. Niat dan tekad yang kuat untuk itu.  Dengan me

Hari 5 #Kepompong

"Jadi gimana dong dok?", tanyaku lirih pada dokter.  "Gimana kalo saya rujuk ke Prof. Budi, beliau ini guru saya dan ahlinya bidang alergi."  Kami saling berpandangan, mataku menyiratkan pertanyaan pada suamiku "gimana?" dan yang ditanya dengan isyarat hanya menjawab dengan tatapan bingung.  Baru beberapa pekan kemarin kami memeriksakan si bungsu ke dsa tentang alerginya yang sering sekali kambuh ditandai dengan bentol-bentol dan batuk. Lalu hari ini kami mencoba memeriksakan kembali ke dokter yang berbeda, salah satu dokter spesialis anak langganan kakaknya dulu dan aku memang cocok konsultasi dengan beliau.  Saat kuceritakan bagaimana keadaan si bungsu yang mana sering batuk-batuk saat malam, subuh atau tak terduga saat kondisi dingin sang dokter langsung menyebutkan nama Prof. Budi.  Beliau juga menyebutkan bahwa kemungkinan Maryam mengalami asma, yang bisa berasal dari genetik dan juga alergi awalnya. Dan harus segera ditangani sebelum ia berusia 5 tah

Hari 4 #Kepompong

Hari ini hari keempat latihan tidak memarahi anak. . Dan juga bertepatan hari terakhir Kakak belajar online di bulan Maret. Lalu, karena kami sedang berada di rumah neneknya (orang tuaku) ia sulit sekali dikondisikan untuk tepat waktu belajar online. Di rumah neneknya adalah kesempatan bagi dia untuk menonton televisi, kafen memang di tempat kami tinggal aku sepakat untuk tidak menggunakan televisi. Alasannya tentu saja untuk kebaikan, salah satunya agar anak-anak tak terbiasa dengan screen time dan lebih semangat untuk menghafal Al Qur'an. Tapi di rumah nenek inilah kesempatan bagi mereka. Aku memang membolehkan mereka untuk menonton selama di rumah neneknya akan tetapi tetap dengan waktu yang ditentukan tak bebas sesukanya.  Hemm, tapi diluar ekspektasi sepertinya Kakak malah keenakan menonton bahkan ketika waktu sudah harus mulai belaja online. Akhirnya dengan tegas aku mematikan televisi. Meminta ia bersiap. Ya, ia memang bersiap duduk di depan meja dan memulai belajar online n

Hari 3 #Kepompong

“Huaaa huaaa huaaa”, teriakannya terdengar kencang sekali bahkan mungkin sampai keluar gerbang pun terdengar. Sambil duduk tak berpakaian di depan kulkas yang juga sengaja ia buka. Kulirik sebentar dan kubujuk tetap ia tak mau. Akhirnya kubiarkan sambil melanjutkan pekerjaan mencuci piring.  Lagi-lagi ia berteriak kencang dan menangis. Mungkin para tetangga juga mendengarnya dengan jelas. Ada rasa khawatir mengganggu mereka dengan teriakan kencangnya. Ada rasa khawatir juga diomongin tetangga takut disangka menyiksa anaknya. Duhh.. tapi ada yang lebih aku khawatirkan, hatiku runtuh, antara ingin segera memeluknya dan memakaikan pakaian karena khawatir juga ia kedinginan mengingat ia pun alergi dingin. Dengan khawatir pertahanan kesabaranku sirna. Ingin sekali membujuknya tapi tetap ia enggan, aku juga tak mau memaksanya dengan memarahinya karena aku pun sedang melatih diriku.  Alhasil kubiarkan ia meskipun berteriak dan menangis sampai ia puas. Sesekali aku tanya  “Udah selesai tantrum

Hari 2 #Kepompong

Hari kedua dimulai. Qodarullah kami sedang berada di rumah neneknya anak-anak yaitu mertuaku sejak kemarin.  Anak-anak sudah terbiasa seharusnya menginap di rumah neneknya ini tapi kenyataannya si bungsu masih perlu beradaptasi yang lama dan berproses. Seperti kakaknya dulu saat umurnya hampir sama dengan di bungsu. Ia selalu mengintil kemanapun aku atau Abinya pergi. Sulit berbaur dengan saudara-saudara yang lain, ditambah si bungsu ini sulit sekali diajak untuk ke toilet.  Entah alasannya apa, tapi memang setiap ke rumah neneknya ini si bungsu seperti enggan ke toilet. Hingga mungkin ia lebih memilih menahan rasa ingin BAK dan BAB nya. Meskipun sudah berkali-kali aku ajak atau Abinya ajak ke toilet. Malah ia pun menolak juga dan sampai tantrum.  Alhasil kekhawatiranku pun terjadi, karena ia menahan pipis dan pupnya, ia pun tak tahan dan pipis di celana. Kejadian ini berulang beberapa kali bahkan siang ini pun ia pup di celana. Hal yang memang tak biasa ia lakukan selama di rumah. Kar

Terpotek 💔

Adakah yang  lebih membahagiakan dari seorang ibu ketika melihat anak-anaknya sehat, bahagia dan tumbuh berkembang dengan baik?  Ya, kurasa setiap ibu menginginkan hal yang sama pada anaknya.  Begitupun sebaliknya, rasanya terpotek ketika melihat anak yang kita sayangi terlihat merasakan kesakitan dan ketidaknyamanan.  Terpotek hatiku 💔, begitulah seperti judul tulisan ini.  Bagaimana tidak, sudah hampir sebulan atau bahkan lebih aku tak ingat pastinya. Si bungsu sering kudapati menunjukkan gejala alergi. Bisa bentol-bentol di tubuhnya, dan yang paling sering di bagian wajah hingga kelopak mata. Bentolnya tak kenal tempat dan tak kenal bentuk. Dari mulai yang kecil hingga besar. Dan paling mengkhawatirkan saat bentol besar ada di bagian kelopak matanya. Membuat ia kesulitan membuka mata, matanya sipit. Sambil sesekali ia coba garuk-garuk meskipun mungkin dengan garukan itu hanya sesaat saja membuat ia nyaman setelah itu ia kembali gatal dan merah-merah. Ah sedih rasany💔, ia benar-ben

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak".  K

Alhamdulillah, Rizkiminallah

Beberapa hari yang lalu, aku mengikuti challenge yang diadakan dapur ibu bersama. Sebuah program yang tempo hari aku pun pernah bercerita disini. Ada 4 kategori challenge. Kategori story telling, recook resep, kreasi cemilan dan kreasi sarapan.  Wah, aku memang belum expert dalam dunia per cookingan tapi challenge ini seperti menantangku untuk ikut. Dengan keberanian yang sebenarnya masih maju mundur aku membulatkan tekad untum mengikuti challenge.  Yang pertama aku mengikuti challenge kreasi cemilan. Mencoba membuat pancake pisang, hehe. Ini benar-benar so bisa sih. Baru pertama buat pancake sudah langsung ingin di ikutkan challenge. Dari rasa sih alhamdulillah ya tak mengecewakan, tapi dari segi bentuk dan penampilan masih jauh dari kata elok dipandang. Qodarullah teflon yang harusnya menemani membuat pancake ini ternyata sudah mengelupas bagian anti lengketnya alhasil ya adonan banyak yang lengket. Disiasati dengan memilih area teflon yang masih ada anti lengketnya. Jadinya bentukny

Yeay Hari Ketiga

Mulai dari Senin kemarin, di buncek alhamdulillah kami berada di tahap kepompong. Dimana pada tahap ini kami diharuskan untuk melakukan puasa dan latihan. Latihan selama 30 hari untuk melatih apa yang sudah dilahap ilmunya pada tahap ulat. Adapun puasa yaitu puasa dari hal-hal yang menjadi hambatan proses latihan tersebut.  Pada pekan pertama ini aku memutuskan untuk puasa scrolling ga jelas, misalnya scrolling SW,IGS,FBS orang lain atau scrolling feed sosmed dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak berkepentingan. Karena selama ini kadang hal tersebut sudah menjadi kebiasaan saat waktu luang. Padahal selain bisa membuat waktu habis bahkan sampai menunda pekerjaan, juga bisa membuat kuota cepat habis. Tak hanya itu kadang scrolling yang tak ada kepentingan pun bisa membuat kesehatan mental terganggu hihi. Karena kadang juga ada beberapa story' orang lain yang kita lihat bisa membuat kita kurang bersyukur. Terlalu banyak melihat kehidupan orang lain. Hehe itu sih aku ya.  Nah, makanya

Berkunjung ke Gramedia

“Yeayy mau kemana nanti kita Mi?” Tanya Kakak antusias sekali sesaat setelah aku beritahu padanya bahwa hari itu, tepatnya hari Sabtu kami akan pergi ke suatu tempat untuk mengambil laptop yang sudah selesai di service beberapa hari yang lalu. Di BEC tepatnya. Biasanya kami memang tak membawa serta anak-anak pergi jauh dan lebih memilih mrnitipkan mereka di neneknya. Tapi, karena si kecil Maryam suka tantrum dan sulit ditinggal yasudah kali ini kami membawa mereka. Mereka senang sekali, walaupun aku belum terbayang bagaimana perjalanan jauh berempat menaiki sebuah motor.  “Mau ngambil laptop, terus nanti kita mampir bentar ya ke toko buku,” jawabku. Ide mengajak anak ke toko buku begitu saja terlintas saat aku ingat  bahwa tepat di depan BEC adalah salah satu toko buku terbesar di kota ini. Selama ini aku memang belum pernah mengajak anak ke toko buku. Adapun buku anak-anak yang ada di rumah adalah hasil belanjaku di toko-toko online saja.  “Lihat Mi, besar banget!” tunjuk si Kaka saat

Jalan-jalan Ke Stadion

Hari Ahad, 20 Maret 2022. Pagi sekali Abi menyampaikan keinginannya untuk hiking. Memang sudah lama kami berencana untuk hiking atau camping bareng. Hanya saja belum dapat terlaksana karena banyak hal yang mesti dipertimbangkan.  Untuk camping mungkin banyak sekali pertimbangannya termasuk anak-anak. Masih banyak pertanyaan dalam diri. Apa anak-anak bisa diajak camping dj alam terbuka?  Terlebih Maryam baru-baru ini juga didiagnosa memiliki alergi. Dan curigaku alergi udara dingin, sama sepertiku. Karena di saat udara dingin, muncul bentol-bentol di sekitar tubuhnya atau batuk-batuk yang sulit berhenti. Bahkan sampai nafasnya berbunyi ngik-ngik. Benar-benar mirip denganku. Qodarullah. Jadi kami perlu memastikan semuanya benar-benar aman jika berniat camping.  Dan untuk hiking, sebenarnya bisa saja hiking tipis-tipis sambil bawa duo krucil ke bukit yang lumayan dekat dengan tempat tinggal. Hanya saja aku lupa track nya hehe, karena sudah lama sekali aku tak hiking kesana. Perlu nyali ya

Tahap Ulat Pekan #8

Pekan terakhir tahap ulat. Alhamdulillah, biidznillah berada di tahap ini. Pekan yang menyenangkan sekali. Karena disini ada yang namanya 'buddy system' mungkin kalau bahasa kekiniannya, besti kali yah. Hehe.  Intinya pekan yang fokus menemukan buddy sebagai tambatan hati yang akan menemani penjelajahan di hutan pada tahap selanjutnya. Wah sesuatu yang membuatku senang dong karena akan memiliki teman seperjuangan hihi.  Seru sekali menyimak obrolan di wag regu 9. Banyak cerita menarik bagaimana teman-teman menemukan buddynya.  Ada yang dengan sigap melamar lalu kemudian gayung bersambut, lamarannya diterima. Ada juga yang melamar tapi kemudian ia ditolak karena incerannya sudah memiliki buddy lain, ada juga yang dilamar dan ternyata mereka saling menginginkan satu sama lain. Haha geli geli lucu. Ada juga yang harap-harap cemas menunggu jawaban incerannya. Ada yang dicomblangin. Ada yang belum dapat buddy dan dibantu dicarikan oleh temannya, ada yang jadi Mak comblang dan kisah-

Webinar Dapur Ibu Bersama

Foto diambil dari flyer webinar di tele grup Ini ceritaku.  Ketika tahu bahwa Ibu Profesional punya program baru bernama Dapur Ibu Profesional yang infonya sudah wara wiri di beberapa wag, sebenarnya aku enggan berpikir untuk ikut serta mengikuti program tersebut. Karena aku tahu kemampuan memasakku jauh seperti orang-orang. Tapi, memang aku suka memasak. Aku suka memasak untuk suami dan anak-anak. Bahkan rasanya hampir tiada hari tanpa uprek di dapur. Baik itu memasak untuk menu makan maupun menu camilan untuk keluarga. Semua itu aku lakukan dengan senang. Meskipun aku tahu skill memasakku hanya sedikit.  Jadi hanya kubaca saja pengumuman pendaftaran Dapur Ibu Bersama itu. Tapi, karena aku penasaran maka ku follow lah IG DIB yang qodarullah ternyata sedang ada IG Live penjelasan tentang program ini dengan narasumber mba Anggi Yukaesa.  Dengan penjelasan yang asyik Mba Anggi menuturkan berbagai hal tentang DIB yang akan berkolaborasi dengan salah satu produk SKM bernama Frisian Flag. 

Tahap Ulat Pekan #7

Alhamdulillah, sampai di pekan 7 tahap ulat. Kali ini, kita berhenti makan. Aku pun sudah cukup kenyang dengan berbagai makanan utama, makanan cemilan, hadiah dan makanan dari luar. Saatnya membongkar ala saja yang sudah ada di dalam keranjang. Mengklasifikasikannya dan merefleksikan apa yang sudah di dapatkan.  Maka inilah peta belajar hasil refleksi. 

Tahap Ulat Pekan #6

Alhamdulillah sampai di pekan 6. Setelah di pekan kemarin kami berkemah di camping ground bertemu dengan teman-teman baru. Bercengkrama, mengobrol bahkan sharing tentang makanan dan apa saja. Banyak hal yang didapatkan selain teman baru, juga insight-insight baru. Belajar memahami juga karakter teman baru juga mengenali makanan kesukaannya.  Di pekan ini, kami ditantang pula untuk saling memberikan hadiah. Wah, seru dan menantang sekali. Kami harus memilih minimal 3 orang teman yang diberi hadiah istimewa berupa makanan kesukaannya. Meskipun makanan itu adalah makanan yang tidak kita sukai, MasyaaAllah. Ini juga bagian dari mengamalkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tentang saling memberi hadiah maka kalian akan saling mencintai.  Untuk itu, awalnya aku memilih satu teman untuk bertanya apa yang ia suka dan butuhkan. Lalu ternyata aku pun ditanya hal yang sama. Kulakukan hal yang sama pada teman yang lainnya.  Lalu, ada juga yang mengetuk pintu dan menawariku makanan ke