Langsung ke konten utama

Aku Mau Sendok Besar !

Hari ke 11

Melatih Kemandirian Anak


Aku Mau Sendok Besar ! 

🌷Temuanku hari ini 

Maryam beberapa hari ini memang sedang tak bersahabat dengan nasi. Jika aku siapkan piring makan di mejanya, maka yang ia makan terlebih dahulu adalah prohe, sayuran, dan prona. Terkadang nasi masuk hanya secuil atau bahkan tidak sama sekali dan berakhir jadi mainan. 
Sebenarnya bisa disiasati dengan mengganti karbo jenis lain, tapi aku masih berusaha mencari tahu kenapa dan berusaha tetap menawarkan nasi. 
Dan hari ini kebetulan menu makan adalah sayur sop, biasanya menu ini anak-anak tak menolak. 
Awalnya aku hanya memberi Maryam nasi dan sayuran serta prohe nya kering saja tanpa air agar ia mudah memakannya. Tapi lagi-lagi nasi hanya jadi pajangan semata di mejanya yang sudah tak karuan. Baiklah kali ini aku coba memberikan Maryam sendok dewasa berharap ia tertarik menggunakannya sebagai alat makan.

🌷Strong Why

Selama ini ia memang sudah terbiasa makan sendiri, tapi makan menggunakan sendok adalah hal yang sangat jarang dan akupun belum terlalu serius melatihnya. Hanya saja ia selalu tertarik dengan kegiatan orang dewasa di sekitarnya atau kegiatan kakaknya. Jadi apapun yang kakaknya lakukan ia juga ingin seperti Kakaknya. Maka, tak ada salahnya aku memberinya kesempatan untuk bisa makan menggunakan sendok besar sendiri dan Point pentingnya, semoga saja ia jadi semangat makan apa yang ditawarkan di piring makanannya termasuk nasi yang kebetulan selama beberapa hari ini sedang tak berkawan. 

🌷 Strategi Melatih kemandirian

Strategiku hari ini adalah dengan mencoba memberikan sendok dewasa padanya dan membiarkannya menggunakannya sesuka hatinya karena saat akan kubantu ternyata ia malah menolak. Memberi apresiasi berupa pujian sederhana agar ia tambah semangat dan merasa bangga atas usahanya. 
"Alhamdulillah, Maryam anak pin.." 
"Tal.." 
"Maryam anak heb..."
"A.." 
Sesederhana itu namun membuatnya bisa tersenyum nyengir memperlihatkan keempat gigi gumushnya. 

🌷Suksesku hari ini 

Alhamdulillah ternyata Maryam mau makan nasi dengan sendok besar itu dan ia lakukan sendiri tanpa mau dibantu. Padahal kukira sebelumnya ia akan kesulitan menggunakannya. Dan selama ini proses makan dengan sendok untuk Maryam memang terbilang sangat jarang dan aku pun biasanya memberikan ia sendok makan kecil untuk seusianya. Tapi ternyata Alhamdulillah ia tertarik untuk makan apapun di mejanya menggunakan sendok dewasa. 


🌷 Tantanganku hari ini

Adalah memastikan ada air minum di dekatnya, karena itulah yang menjadi mood ia makan saat ini. Sedikit-sedikit ia minta minum lalu melanjutkan makan, jika tidak kuberi minum ia akan mulai badmood dan marah-marah menumpahkan makanannya. 

🌷Suksesku hari esok

InsyaaAllah aku harus bisa lebih sabar dan mencari penyebab dari sebuah masalah dan mencoba mencari solusinya bukan hanya menyalahkan keadaan dan anak-anak. Berusaha berpikir dengan logis dan tidak terbawa emosi adalah harapan yang selalu aku doakan di setiap hari agar aku tetap waras menjalani hari-hari.

🌷Perasaanku hari ini sangat senang dan Alhamdulillah lega akhirnya Maryam mau berkawan lagi dengan nasi. 

🌷Respon Maryam hari ini terlihat bersemangat bahkan saat ia tahu makanannya habis di mejanya ia meminta jatah di mangkuk Kakaknya. Alhamdulillah, semoga seterusnya bisa lahap ya Nak. Terima kasih atas kerjasamanya 💕

With Love 
Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike11
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...