Langsung ke konten utama

Bait Cinta Teruntuk Anakku

Bismillah, 

Assalamualaykum warohmatulloh wabarokatuh, anak-anak solehahnya Ummi. 
Mungkin saat ini kalian belum bisa membaca bait-bait yang Ummi tulis ini. Tapi setidaknya izinkan Ummi menyampaikan berbagai aliran rasa yang tak sempat diucapkan pada wajah-wajah polos nan lucu kalian. Bukan karena tak ingin namun rasanya tak cukup waktu untuk mengungkapkan betapa banyak hal yang Ummi rasakan dalam beberapa hari ini,saat membersamaimu belajar berbagai kemandirian yang terkadang Ummi harus belajar menjadi ratu tega. Membunuh setiap rasa kasihan yang terbersit dan berpikiran bahwa kalian adalah anak-anak yang masih mungil dan belum perlu melakukannya. 

Ya, memang perasaan itu tak jarang muncul di setiap proses ketika Ummi mencoba membersamaimu belajar, dibalik rasa senang dan bangga ketika kamu bisa melakukannya dengan baik. Sesungguhnya ada rasa yang terpendam dalam dada. Rasa sesak yang membuncah bahwa ternyata kelak, kamu yang saat ini masih seorang sosok kecil ini akan  menjadi sosok dewasa yang tentu saja tak mungkin kita akan lalui semua itu bersama lagi. Sebuah pemikiran kembali melintas, bukankah Ummi juga tak tahu kapan Ummi tak bisa membersamaimu lagi? Ya, bahkan Ummi tak tahu jika waktu Ummi membersamaimu bisa jadi hanya sampai besok atau mungkin hari ini saja tanpa menunggumu dewasa. Bukankah, Ummi tak tahu seberapa banyak lagi waktu Ummi di dunia ini bersamamu, anak-anak Solehah yang Allah titipkan pada Ummi saat ini. 

Iya, untuk itulah Ummi sedikit demi sedikit mempersiapkan itu semua. Mencoba mempersiapkan sekecil apapun yang bisa Ummi bisa agar kelak suatu saat kamu telah terbiasa dengan semuanya. Agar suatu saat kamu tak selalu bergantung pada orang tuamu, yang entah akankah ada waktu yang lebih panjang lagi untuk bersama denganmu. 

Namun, maafkan Ummi yang terkadang terkesan memaksakan kehendak padamu tanpa memahami perasaanmu. Maafkan Ummi yang terkadang masih labil dalam membersamaimu belajar kemandirian ini, belum bisa mengontrol diri Ummi sendiri sehingga mungkin membuatmu sedih dan terluka. Maafkan Ummi Nak, yang belum bisa menjadi yang terbaik untukmu. Tapi, disisi lain Ummi disini masih terus berusaha menjadi lebih baik lagi. 
Terima kasih telah membersamai Ummi-mu belajar. Karena sesungguhnya proses ini memang kita sama-sama belajar. Kamu belajar dan Ummi pun belajar juga. 

Alhamdulillah Ummi bangga melihatmu berproses dari hari ke hari, tak peduli betapa mungkin memang masih ada keberhasilan yang tertunda bagimu, namun bagi Ummi kamu telah berhasil belajar berproses dengan caramu. Terima kasih atas usahamu dan kerja samanya ya Nak. Dan, terima kasih telah membuat Ummi merasa bahagia membersamaimu dalam hari-hari.
Ayok kita terus menjadi pembelajar 💕

With Love 
Ummi Qonita & Maryam 

#aliranrasabundasayang
#petualangansobatualangzona2
#melatihkemandiriandiridanananda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...