Langsung ke konten utama

Aku Sayang Adik

Hari Ke 9

Melatih  Kemandirian Anak


Aku Sayang Adik

🌷 Temuanku hari ini

Hari ini seperti biasa, aku selalu mengajak anak-anak di luar saat menjemur pakaian. Sementara aku menjemur pakaian biasanya anak-anak bermain untuk sekedar berlari-lari atau melihat tanaman-tanaman di teras rumah maupun melihat jalanan dengan hiruk pikuknya. Karena kebetulan rumah yang kami tempati saat ini berhadapan langsung dengan jalan raya. 
Namun, pagi tadi si Kakak bermain dengan sepedanya. Sepeda bayi sih, hanya saja memang sepeda itu dulu dibeli untuk si Kakak saat belum ada adiknya. 
Kulihat adiknya hanya memperhatikan Kakaknya yang sedang berusaha mengendarai sepedanya sendiri, maju mundur dan malah terkadang adiknya mendorong sepedanya agar sepedanya maju. 
Lalu, ketika si Kakak turun dari sepeda. Kulihat Maryam mulai mendekati sepeda dan berusaha menaikinya sendiri. Tak berhasil kemudian ia meminta bantuan pada Kakaknya "naik naik.." ucapnya. 
Aku masih dengan kegiatan menjemurku, namun tetap kuperhatikan mereka. Kakaknya berusaha membantu, namun tetap saja tak berhasil. 
Aku kira saat adiknya meminta ingin menaiki sepedanya, si Kakak akan melarangnya. Eh tapi dugaanku salah malah justru sebaliknya. Alhamdulillah. 
"Ummi, ini Maryam mau naik sepeda cenah.." 
Akhirnya si Kakak yang meminta bantuanku. Aku menoleh.
" Oh main sepedanya giliran ya Kak." Tanyaku. 
"Bantuin Maryam Mi.." ucap si Kakak lagi saat aku memang belum menghampiri mereka. 
Aku pun segera menghampirinya dan membantu Maryam menaiki sepeda. 
Belum sempat aku berucap, bahwa aku meminta tolong Kakak untuk mendorong adiknya eh malah keduluan. 
"Aku dorongin Maryam ya .." ucap si kakak.
"Kakak mau dorong Maryam? Hati-hati yaa, pelan-pelan aja.." aku bertanya ingin memastikan. 
"Baik Mi.." jawabnya. 

Aku masih belum selesai dengan kegiatanku namun aku memperhatikan mereka. Si Kakak dengan susah payah berusaha mendorong sepeda adiknya, aku lihat ia memang sedikit kesulitan saat akan berbelok. 
Aku pun membantunya sedikit. 
"Kakak sayang sama Dede ya kak?" Tanyaku kemudian. 
"Iya mi.." jawabnya. 

🌷Strong Why 

Karena mereka adalah adik dan kakak. Sudah seharusnya mereka saling sayang menyayangi dan saling menjaga. Namun tentu saja hal itu bukan hal yang mudah. Terkadang memang kudapati mereka yang tadinya bermain berdua tapi berakhir ricuh, bertengkar. Tak jarang adiknya atau kakaknya yang menangis.
Meski sebenarnya perkataan berbentuk sounding maupun Omelan juga tak jarang keluar dari mulutku. Tetap saja, ada hal yang membuat mereka ricuh. Akhirnya tadi aku coba memberi pesan pada si Kakak untuk lebih menjaga adiknya dengan dasar rasa sayang, berharap ia terbiasa dan menjadi seorang Kakak yang baik yang menyayangi adiknya dan menjaganya. Karena aku tak tahu sampai kapan aku bisa membersamai mereka,tapi kelak suatu saat mereka pun harus bisa tanpa aku. Mereka harus selalu akur dan saling menjaga satu sama lain. 

🌷 Strategi melatih kemandirian

Dengan mencoba memberikan kesempatan kepada kakak beradik untuk saling menyayangi dan menjaga tanpa melarangnya asalkan dengan penuh pengawasan. Mengucapkan terima kasih kepada si Kakak atas kesediaannya mendorong sepeda untuk adiknya

🌷 Suksesku hari ini 

Alhamdulillah kegiatan mendorong sepeda berakhir dengan tanpa ada insiden bertengkar dan menangis. Si adik senang dan si kakak merasa bangga. 

🌷 Tantanganku hari ini 

Adalah harus benar-benar full pengawasan, karena selain takut terjatuh juga agar bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semacam pertengkaran dan keributan lainnya. 

🌷Suksesku hari esok

InsyaaAllah aku akan berusaha menanamkan pada anak-anak mengapa dan bagaimana cara saling menyayangi satu sama lain. Dan insyaaAllah aku harus belajar lebih adil memahami keduanya. 

🌷Perasaanku hari ini senang dan merasa bersemangat

🌷Respon anak-anaku Alhamdulilah merasa senang .

Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike9
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...