Langsung ke konten utama

Liburan Telah Usai

Hari ke 6 

Melatih Kemandirian Anak


Liburan Telah Usai


🌷Temuanku hari ini

Liburan, ya begitulah aku menamai hari-hari kami di rumah orang tuaku. Ku ibaratkan dengan mengunjungi dan menginap di rumah Mamah adalah liburan sedikit bagiku dan anak-anak. 
Dan nyatanya hal itu memang membuat anak-anak senang. Bagaimana tidak di rumah neneknya, anak-anak biasanya dimanja oleh nenek dan bibinya. Apalagi si Kakak, seperti ada tempat perlindungan dan pelarian ia menjadi manja dan memanfaatkan momen. Segala sesuatu inginnya dengan nenek atau bibinya. Mandi, memakai pakaian, makan bahkan untuk urusan mengambil minum pun, ia ingin diambilkan. 
Lalu aku? Aku memang geram sebenarnya melihatnya begitu manja di rumah neneknya. Namun kucoba menahan diriku, membiarkannya selama beberapa saat saja saat ada bersama neneknya dan menganggap itu adalah liburan baginya. Karena begitu kembali ke rumah kontrakan kami, semuanya akan kembali ku biarkan ia melakukan kemandirian untuk dirinya sendiri. 
Benar memang, sore ini kami pulang ke rumah. Tanpa berlama-lama meminta si kakak mandi, malah ia yang memintanya sendiri. Dari mulai menggosok gigi, memakai shampo dan sabun sendiri tak banyak drama ia lakukan. Bahkan tanpa diminta ia memberi sabun pada wajahnya sendiri, yang biasanya jika aku yang melakukannya ia akan drama menangis histeris dan berteriak perih. Tetapi justru saat ini ia yang melakukannya sendiri. Adiknya, tentu saja ia meniru apa yang kakaknya lakukan. 
Saat proses memakai pakaian, ku ambilkan dan siapkan pakaian anak-anak. Sementara si kakak sedang fokus menonton Upin&Ipin. Ku panggil untuk segera memakai pakaian namun tak segera menyahut, ku panggil berkali-kali ia pun akhirnya mendatangiku dan mulai mengambil pakaian yang telah kusiapkan. 
Sementara aku memakaikan pakaian pada Maryam, si Kakak kulihat mulai memakai celana dalam dilanjutkan dengan celana lalu ia mulai meraba kaos dalam. Kuperhatikan tanpa mengganggunya, biasanya memang saat bagian memakai kaos dalam ia akan meminta bantuanku. 
Tapi ternyata ia berhasil melakukannya sendiri tanpa drama dan meminta bantuan. Bahkan sudah selesai meskipun baju nya ia pakai terbalik (depan-belakangnya). 
"Kakak, pintar pake baju sendiri. Ko, bajunya kebalik?" Tanyaku sambil membercandainya. 
"Gapapa lah hehe.." jawabnya. 
"Mi aku laper nih, pengen makan. " Ia melanjutkan. 
Dan, aku pun memberi makan kedua anakku, padahal jika di rumah neneknya sudah ditawari dan disuapi pun terkadang sudah menghabiskan makanan. Maka saat ini, seperti kebiasaan kami sebelumnya, sengaja ku beri mereka masing-masing piring dan makan sendiri. Alhamdulillah mereka makan sendiri-sendiri. Dan setelah makan, si Kakak tanpa drama mau mencuci tangan sendiri setelah ku arahkan agar ia memakai kursi dan menaikinya karena wastafel memang terlalu tinggi untuknya.

🌷Strong Why

Membiarkan anak-anak melakukan kegiatannya sendiri akan memberi kesempatan untuk menentukan apa yang mereka mau dan mereka inginkan. Menjadi kebiasaan untuk mereka agar tak selalu bergantung padaku atau orangtuanya yang mungkin tak selamanya bisa membersamainya. Sekali-kali mungkin boleh 'liburan' dari rutinitas keseharian yang dilakukan mandiri tapi itu hanya sementara dan tak selamanya. 

🌷Strategi melatih kemandirian 

Strategiku adalah memberi kesempatan anak untuk sekadar "liburan" dengan tidak menjadikan rutinitas kemandiriannya bersifat terus menerus tanpa jeda mengingat usianya yang memang masih perlu dipahami perasaan dan fitrahnya. Akan tetapi ketika sudah masuk ke dalam ruang lingkup rumahnya, maka anak-anak harus mengikuti rule yang ku buat dan tentu saja tanpa memaksanya, tapi hanya mengarahkan dan mengajaknya. 

🌷Suksesku hari ini 

Alhamdulillah sebenarnya aku tak banyak mengarahkan dan melatih untuk hari ini. Karena semuanya mengalir begitu saja. Si Kakak yang memang sebelumnya sudah terbiasa melakukannya sendiri hanya tinggal mengingatkan saja. 

Dan memang terbukti, bahwa sebenarnya mereka bisa untuk mandiri hanya saja saat berada di rumah nenek mungkin karena bentuk kasih sayang nenek dan bibinya jadi lebih memanjakannya. Dan itu sangat terlihat pada perubahannya pada si Kakak. Mungkin ia menganggap itu semua adalah liburan baginya dan kini liburan itu telah usai. Semuanya harus kembali pada kebiasaan kami di rumah ini. Mandi sendiri, memakai pakaian dan makan sendiri. 

🌷Tantanganku hari ini

Tantanganku hari ini adalah berusaha meyakinkan si kakak agar mau pulang. Yang itu artinya ia harus keluar dari zona nyaman dan kemanjaannya dia bersama nenek dan bibinya. Membuat suasana hatinya nyaman dan senang agar ia mau melakukan kemandiriannya dengan senang hati. 

🌷 Sukses ku hari esok 

InsyaaAllah aku akan kembali mengarahkan anak-anak untuk melakukan kegiatannya sendiri, meskipun bertahap dan dimulai dengan kembali mengulang apa yang mereka sudah bisa dan terbiasa melakukannya sebelum acara liburan ke rumah nenek kemarin . 


🌷 Perasaanku saat ini Alhamdulillah sangat bahagia melihat si kakak kembali mandiri dan menyesuaikan. 

🌷Respon si kakak dan adik Alhamdulillah bersemangat dan terlihat tanpa keberatan melakukannya . 
 


Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike6
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...