Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Jurnal Puasa Pekan 4 #Kepompong

Alhamdulillah, berasa pen teriaaaaak yang kenceng loh inituh. Sampai juga di hari terakhir puasa yang cuma 4 hari ini. Bukan karena aku telah berhasil menaklukan tantangan dan puasa aku bersyukur tapi karena aku berhasil menantang diri sendiri meskipun banyak Lika liku di dalamnya dan belum optimal juga. Seperti cerita yang ada di dalam jurnal harian, banyak sekali warna warni yang kujalani sejalan dengan badge yang kudapatkan pula. Berwarna warni. Itu artinya memang masih perlu perbaikan dan komitmen lagi setelah ini. Bolehlah setelah ini sejenak merefresh diri dan selonjoran dikit melepas lelah.  Dan setelah itu yuk wahai diri kita bergerak lagi menantang diri dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Bismillah.. Ohiya ada surat juga untukmu, semoga berkenan membaca surat di puasa terakhir ini ya.  Oktavia Winarti

Hari 30 #Kepompong

Biidznillah sampai juga di hari ke 30. Aku memang menargetkan satu tantangan tapi nyatanya dalam praktek keseharian tantangan-tantangan pelengkap lainnya pun bermunculan dengan sendirinya, tentunya atas izin Allah. Selama berproses aku sadar jauh dari kata maksimal bahkan mungkin untuk dikatakan optimal pun belum. Masih perlu perbaikan di sana sini. Aku sadar setiap proses yang kulalui adalah bagian dari sebuah usaha yang hasilnya pun akan sebanding dengan apa yang diusahakan. Yang ku tahu, aku saat ini sudah berniat untuk berubah menjadi lebih baik dan aku pun sudah mencoba berproses dengan izin Allah.  Kegagalan dalam setiap prosesnya seharusnya aku jadikan cambuk untuk lebih baik di hari berikutnya. Tapi ternyata tak semudah itu , tak seperti membalikan telapak tangan karena aku pun tak tahu akan ada apa di masa depan sana , akan ada kejadian seperti apa setelah ini. Dan hal ini menjadikan aku untuk harus terus belajar dan latihan.  Tapi tak apa, aku mengapresiasi diriku sendiri den

Hari 29 #Kepompong

Hari 28 #Kepompong

 

Hari 27 #Kepompong

Hari 26 #Kepompong

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih banyak badge need

Hari 25 #Kepompong

Alhamdulillah, aku merasa lebih tenang hari ini. Kucoba kembali melakukan habit senyum dan bersyukur di saat bangun tidur. Istirahatku cukup juga.  Jadi, meskipun Maryam bangun yang lagi-lagi tantrum alhamdulillah aku bisa mengatasinya dengan tenang dan tetap ramah.  Si Kakak pun alhamdulillah tak banyak drama saat mengaji dan menghafal.  Hari ini selain bejibaku dengan pekerjaan domestik kuhabiskan waktu dengan bebikinan. Kuajak anak-anak membuat celengan sedekah yang sudah sekian lama menjadi planning yang terpending. Aku memang suka dengan bebikinan, ini ibarat me time yang bermanfaat. Karena aku merasa senang dan bisa sampai lupa waktu.  Anak-anak pun suka dilibatkan. Mengambil peran masing-masing. Menggunting, menempel dan memilih warna dan gambar. Mereka sepertinya memang rindu bebikinan dan belajar bareng denganku. Karena entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa waktuku kurang cukup dalam sehari. Selalu bejibaku dengan domestik yang seperti tak kunjung usai. Padahal sebelumnya ka

Hari 24 #Kepompong

Hari 23 #Kepompong

Hari 22 #Kepompong

  Alhamdulillah berjumpa di hari ke 22 tantangan 30 hari. Yeay tak terasa sudah berada di fase 10 hari terakhir tantangan. Sudah sejauh mana latihan yang aku lakukan? Hemm tentu banyak hal yang kulewati banyak hal juga yang menjadi tantangan melakukan latihan ini.  Dalam beberapa hari terakhir mungkin aku bisa mendapatkan badge excellent tapi setelahnya bisa menjadi satisfactory atau need improvement.  Tak apa, aku mengapresiasi diri sendiri sudah samlak sini saja merupakan perjuangan yang tak mudah. 

Hari 21 #Kepompong

Hari 20 #Kepompong

Hari 19 #Kepompong

 

Hari 18 #Kepompong

Hari 17 #Kepompong

 

Hari 16 #Kepompong

 

Puasa Pekan 2 #Kepompong

D

Hari 15 #Kepompong

 

Hari 14 #Kepompong

Sudah pernah kutulis sebelumnya bahwa aku sama sekali tak suka jika ada sesuatu yang berhubungan dengan najis, misalkan anak-anak pipis atau pup di celana, di kasur dan lain-lain. Dan hari ini aku kembali diuji dengan hal itu. Awalnya aku sama sekali tak menyadari bahwa si Kakak ternyata pipis di celana, karena dia tak memberi tahu. Dia pun asik bermain bersama adiknya. Namun saat dzuhur tiba, kulihat di tempat cucian ada cd Kakak. Heran dong? Ko bisa ia menjadi satu-satunya penghuni cucian karena memang aku baru saja menyelesaikan proses jemur pakaian yang telah dicuci. Aku tanya Kakak, konfirmasi kenapa ada cd miliknya di tampat cucian, dia menjawab karena salah pakai katanya. Tapi rasanya ada yang mengganjal, masa sih salah pakai? Lama-lama kudesak agar tak berbohong barulah ia mengaku. Aku heran juga sebenarnya kenapa dia jadi suka berbohong. Mungkin karena takut aku marahi juga. Tapi dengan dia seperti itu malah tambah aku kesal. Hemm. Alhasil akupun mencoba menelusuri kejadian ng

Hari 13 #Kepompong

  Jumpa di hari keempat Ramadhan. Alhamdulillah kami berdua masih puasa. Si Kakak juga sudah mulai terbiasa puasa sampai maghrib. Meskipun sesekali ia ada keinginan untuk minum dengan mengatakan haus tapi ia sendiri masih bisa mengendalikan keinginannya dengan mengalihkannya dengan hal lain. Akupun mengajarinya untuk selalu berdoa agar dikuatkan puasa sampai maghrib setiap selesai sholat. Salah satu hal yang bisa mengalihkan keinginannya untuk minum ialah dengan bermain. Kubatasi bermain diluar rumah khawatir ia terlalu lincah dan berujung haus dan lapar. Jadi bermain di rumah bersama partner setianya saja yaitu adiknya.  Dan jika banyak bermain dengan adiknya sudah pasti ada hal yang juga akan banyak terjadi, yaitu perseteruan mereka. Berebut hal-hal yang tak seberapa sebenarnya tapi efeknya membuat pertengkaran hebat.  Seperti siang ini, mereka hanya berebut tempat saja tapi berujung pertengkaran bahkan sampai adu fisik. Adiknya punya senjata cubitan kepiting dan kakaknya punya senja

Hari 12 #Kepompong

  Hari ketiga berpuasa, kuputuskan hari ini untuk pulang ke kontrakan. Selain karena merasa tak enak lama-lama di rumah orang tua aku berharap juga di kontrakan setidaknya value dan habit bisa kembali dijalankan pelan-pelan.  Siang sebelum dzuhur, kucoba ajak anak-anak pulang. Maryam sih oke tanpa penolakan malah dengan sigap bersiap. Tapi berbeda dengan kakaknya, yang saat itu sedang menonton tv. Inilah sebabnya aku ingin segera pulang karena di rumah neneknya ia bisa bebas menonton tv sulit dilarang. Ia pun menolak pulang dan rewel. Fiuuh okee kucoba menarik nafas, mengambil jeda, dan mencoba membujuk kakak dengan baiik-baik dan penuh perhatian.  Alhamdulillah beberapa saat ia pun luluh tanpa rewel lagi, mission completed untuk siang ini.  Kupikir tak akan ada lagi kejadian yang menuntutku untuk bijak kelola emosi. Ohhh ternyata tak begitu saja, malam hari saat seharusnya mereka tidur, mereka malah bermain dengan riang dan aktif sekali di kasur tempat tidur, lompat-lompatan, perosota

Hari 11 #Kepompong

Hari kedua berpuasa. Alhamdulillah kali ini Kakak juga masih bersemangat bagun sahur untuk berpuasa kembali.  Lalu, karena kemarin kupikir masih pembiasaan melakukan habit mengaji dan menghafal di bulan Ramadhan maka kubiarkan seharian tak ada aktivitas ini. Namun hari ini kucoba kembali membangun habit ini dan memilih waktu setelah shalat subuh agar masih fresh.  Diluar ekspektasi ternyata sulit sekali mengajaknya mengaji, ia lebih memilih menonon tv karena kami masih di rumah nenek. Diajak mengaji dan menghafal malah drama rewel, nangis dan teriak-teriak. Padahal waktuku pun berkejaran dengan targetan pribadiku untuk tilawah subuh.  Sulit sekali dibujuk sementara waktu semakin siang, astagfirullah. Dia mau mengaji iqro tapi saat ada yang salah dan kucoba membetulkan ia tak terima malah tantrum, mulai lagi dan ketika ada yang salah terulang lagi hal yang sama. Sampai akhirnya ia benar-benar sulit dikendalikan. Begitupun aku yang merasa emosiku sudah memuncak. Allahu Robbi kenapa jadi

Hari 10 #Kepompong

  Alhamdulilah hari ini adalah hari pertama di bulan Ramadhan dan kami pun berpuasa. Aku mengajak Kakak belajar puasa di umurnya yang 5 tahun ini setelah tahun sebelumnya ia pun belajar berpuasa dan alhamdulillah berhasil puasa sampai maghrib sebanyak 13 hari sementara hari yang lainnya ia ikut berpuasa juga tapi tak sampai maghrib.  Sejak kemarin ia antusias sekali akan ikut berpuasa, maka saat dibangunkan sahur tak perlu ada drama ia pun langsung bangun dengan sumringah, alhamdulillah.  Setelah shalat subuh, ia pun tidur kembali. Tak apalah pikirku karena ini hari pertama masih pembiasaan. Ohiya, kami melewati hari pertama puasa di rumah ibuku.  Kakak bangun sekitar pukul 10 an, lalu ia masih terlihat kuat dan kubiarkan ia main di luar bersama sudara-saudaranya. Hingga menjelang dzuhur ternyata aku cek ia meihat tontonan di handphne saudaranya. Hemm akhirnya kuajak ia masuk dan mengajaknya mengerjakan beberapa workbook ramadhan saja di rumah. Ia pun antusias, tak terkecuali adiknya y

Hari 9 #Kepompong

Astagfirullah hari ini rasanya ambyar. Emosiku sepertinya meledak-ledak tak beraturan. Antara fisik yang lelah, kurang istirahat dan juga banyak hal yang tak sesuai ekspektasi.  Hari ini kami memulai kembali rutinitas bertiga. Aku masih melakukan pembiasaan memanaje waktu melakukan semuanya sendiri. Dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Sudah menjadi kebiasaan sebenarnya. Anak-anak ketika denganku ia akan mengikuti rules keseharianku. Semuanya harus tepat dan disiplin. Waktu mandi, makan, belajar, maksi dan lain sebagainya harus mengikuti rulesku. Karena apa? Ketika ada satu saja misalkan yang meleset akan berimbas pada hal lain.  Nah, karena sebelumnya dengan Abinya rules ini hanya digunakan sebagian kecil saja, sisanya anak-anak sesukanya dan mereka lebih memilih Abinya, kemanapun dan apapun mereka ingin turut serta Abinya. Saat itulah aku kalah dengan rulesku. Kalau saja doi bisa diajak konsisten kerjasama menjalankan rules mungkin saat ini aku tak kesulitan melakukan pembia

Hari 8 #Kepompong

Alhamdulillah hasil antigen Abi kemarin negatif, itu artinya hari ini beliau jadi berangkat untum safehouse ke Jakarta sebelum Selasa nanti on duty ke tempat kerjanya.  Siang menjelang sore beliau berangkat. Setelah sebelumnya ku beri penjelasan kepada anak-anak bahwa Abinya harus kembali bekerja setelah beberapa bulan off. Anak-anak awalnya mengerti dan menyetujui Abinya pergi tapi tak disangka saat waktunya tiba berangkat Maryam sedikit memelas untuk tetap ditemani Abinya saat sedang belajar mewarnai gambar.  Kami kembali perlahan memberi penjelasan dan meminta persetujuannya agar Abinya bisa berangkat. Memang sulit bagi anak-anak ketika melepas Abinya kembali pergi bekerja, karena bisa dibilang off kali ini lama sekali. Yang biasanya hanya sekitar 2-3 Minggu ini sudah 2 bulan lebih hampir 3 bulan. Otomatis mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Abinya.  Alhamdulillah setelah beberapa kali dibujuk akhirnya kepergian Abi direstui juga oleh kedua anaknya.  Disisi lain aku pun menyiapka

Hari 7 #Kepompong

  Hari ini kumerasa badanku lelah dan penat setelah semalam tidur malam sekali. Kegiatanku hari ini tak banyak. Hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan masak tapi skip waktu belajar dan bermain bersama anak-anak.  Aku mengambil jeda sejenak dari rutinitas padat setiap jarinya.Membiarkan anak-anak bermain sesukanya di luar rumah. Karen aku benar-benar belum siap untuk belajar bersama mereka sehingga takut kelelahan dan kepenatan fisiku berimbas pada emosi negatif.  Jadi aku lebih banyak menggunakan waktu untuk beristirahat sehingga tentu saja tak ada marah-marah. Hanya mengomel saja hehe.  Kusematkan badge excellent untukku hari ini.