Langsung ke konten utama

Abiku, Pahlawanku

Hari ke 14 
Melatih Kemandirian Anak

Abiku, Pahlawanku


🌷Temuanku hari ini 

Hari ini Alhamdulillah hari pertama Abi nya anak-anak pulang ke rumah setelah sebulan lamanya kami LDM. Awalnya anak-anak memang terlihat masih canggung dengan kedatangan abinya terlebih Maryam yang selalu menangis dan menolak saat Abinya hendak menggendongnya. 
Namun lama kelamaan akhirnya suasana kembali hangat dan anak-anak terlihat senang bersama abinya. 
Tetapi, momen bersama Abinya yang sebulan sekali bagi mereka juga ternyata dijadikan momen "bermanja-manja ria", apalagi si Kakak yang kentara terlihat manja sekali dengan Abinya. Segala sesuatu ingin dengan Abinya, dan selalu ingin Abinya yang melakukannya untuknya. Bahkan juga ingin beberapa kali digendong, sementara Maryam kulihat ia juga sebenarnya ingin seperti Kakaknya tapi lebih memilih diam melihat kebersamaan Kakak dan abinya meskipun sesekali ia ikut nimbrung. 
Dan itu berarti semua poin kemandirian yang telah kami usahakan hari ini ambyar huhu, si Kakak benar-benar manja dan sulit kuajak melakukan kebiasaan sebelum Abinya pulang kemarin-kemarin. Hemm baiklah, kurasa sebutan Abiku Pahlawanku berlaku untuk hari ini, tapi aku juga akan berdiskusi dengan Abinya untuk hal ini. 

🌷 Strong Why 

Perjumpaan yang jarang sekali antara anak-anak dan Abinya membuat kerinduan mereka memuncak. Merasa ada 'orang lain' selain aku di rumah membuat anak-anak merasa hangat dan senang akan kehadiran Abinya. Dan hal yang jarang sekali kulakukan adalah memanjakan mereka dan hanya Abi, Nenek dan Biya-nya saja yang memang sering menjadi tempat pelarian kemanjaan mereka. Dan kali ini pada Abinya. Baiklah aku pun berusaha memahami namun aku tetap akan berusaha agar apa yang sudah menjadi kebiasaan sebelumnya tak hilang begitu saja, mungkin sesekali mereka memang butuh perhatian lebih dari sosok Abinya. 

🌷Strategi Melatih Kemandirian

Membiarkan mereka bernafas sejenak dari berbagai kegiatan kemandirian seperti biasanya saat ada Abinya atau orang-orang yang mereka sayangi di rumah adalah strategiku saat ini, bolehlah memanjakan mereka sejenak setelah lama tak jumpa namun setelah ini perlu ada diskusi lagi bagaimana menerapkan kemandirian yang sebelumnya tanpa mencederai fitrah anak-anak yang sedang ingin mendapatkan perhatian lebih dari sosok Abinya. 

🌷 Suksesku hari ini

Kesuksesanku hari ini sepertinya tak banyak, karena hari ini aku hanya bisa jadi si pemerhati kegiatan anak-anak dan Abinya. Apalagi si Kakak yang nempel terus dengan Abinya. 
Aku hanya mengambil alih saat proses belajar mereka itupun harus ada Abinya di sampingnya. Baiklah, tapi setidaknya hari ini si Kakak meminta belajar sendiri padaku tanpa harus aku yang memintanya dahulu Alhamdulillah. 

🌷Tantanganku hari ini 

Adalah aku harus sabar ketika proses yang selama beberapa hari ke belakang ku latihan bersama anak-anak hari ini gagal total di uji cobakan pada mereka dan malah berujung tangisan manja terutama dari si Kakak yang mengadu pada Abinya. 

🌷Suksesku hari esok

InsyaaAllah malam ini atau besok pagi aku harus berdiskusi dengan suamiku tentang bagaimana kembali menerapkan semuanya tanpa mencederai fitrah anak-anak dan aku akan mengajak suamiku juga bekerja sama untuk itu demi kebaikan semuanya. Bismillah. 

🌷 Perasaan ku hari ini kecewa dan sedikit menahan gemes melihat tingkah anak-anak namun juga terharu ternyata mereka menyayangi Abinya dan senang ketika ada Abinya di rumah meskipun jarang sekali bertemu. 

🌷Respon anak-anak terkait pelatihan kemandirian sangat tidak bersemangat hari ini. Tak apa ya, semoga besok bisa bersemangat lagi, bismillah. 

Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike14
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...