Langsung ke konten utama

Jalan-jalan Ke Stadion

Hari Ahad, 20 Maret 2022.

Pagi sekali Abi menyampaikan keinginannya untuk hiking. Memang sudah lama kami berencana untuk hiking atau camping bareng. Hanya saja belum dapat terlaksana karena banyak hal yang mesti dipertimbangkan. 

Untuk camping mungkin banyak sekali pertimbangannya termasuk anak-anak. Masih banyak pertanyaan dalam diri. Apa anak-anak bisa diajak camping dj alam terbuka? 

Terlebih Maryam baru-baru ini juga didiagnosa memiliki alergi. Dan curigaku alergi udara dingin, sama sepertiku. Karena di saat udara dingin, muncul bentol-bentol di sekitar tubuhnya atau batuk-batuk yang sulit berhenti. Bahkan sampai nafasnya berbunyi ngik-ngik. Benar-benar mirip denganku. Qodarullah. Jadi kami perlu memastikan semuanya benar-benar aman jika berniat camping. 

Dan untuk hiking, sebenarnya bisa saja hiking tipis-tipis sambil bawa duo krucil ke bukit yang lumayan dekat dengan tempat tinggal. Hanya saja aku lupa track nya hehe, karena sudah lama sekali aku tak hiking kesana. Perlu nyali yang kuat dan juga persiapan. Hemm jadilah kedua hal ini masih menjadi rencana dan belum terealisasi. 

Tapi tadi pagi tiba-tiba aku terpikir kenapa tak olah raga bareng saja di stadion. Biasanya hari Minggu stadion di buka dan banyak juga yang berolah raga disana untuk sekedar jogging, main sepeda, badminton, voli dan olah raga ringan lainnya. 

Rencana ini pun disetujui semuanya. Alhasil berangkatlah kami ke salah satu stadion terbesar di kabupaten tempat kami tinggal. Jarang-jarang kami pergi main atau mengunjungi daerah sekitar kabupaten karena jaraknya memang lumayan jauh. 

Saat tiba disana, aku kira tak akan sepenuh itu. Banyak sekali orang lalu lalang baik yang berolah raga, berjualan, jalan-jalan atau sekedar jajan-jajan. 

Wah tak sesuai ekspektasi kukira stadion akan diisi orang- orang yang berolah raga saja dengan udara sejuk pagi hari. Nyatanya, banyak lalu lalang orang dan udara tentu sudah bercampur menjadi macam-macam tak lagj sejuk. Ditambah kulihat Cuma beberapa saja yang masih patuh menggunakan masker dan menjaga jarak di musim yang sebenarnya masih pandemi ini. Kebanyakan sudah acuh dan menganggap biasa saja. 

Kami berjalan mengelilingi stadion yang diiringi jogging sedikit-ssedikit mengajak Kakak dan si kecil Maryam dengan perasaanku yang masih worry. Ini prokes nya gimana ya? Kami sih masih ada kesadaran untuk prokes, bahkan anak-anak pun tetap dengan memakai masker. 

Bismillah kucoba tepis ke worryan dan kegalauanku. InsyaaAllah aman. Karena aku tipe orang yang overthinking termasuk ke masalah pandemi ini. 

Well, tibalah kamj di sebuah tempat dengan banyak orang bermain badminton disana. Kulihat Abi seperti tertarik ingjn bermain juga. Dan ternyata memang ada tempat sewa raket berikut kok nya. Harganya terjangkau hanya Rp.10000 sepuasnya main.

Kami pun menyewanya, aku bermain badminton dengan Abi meskipun sebenarnya aku tak bisa, hanya bisa sedikit-sedikit saja. Wah ternyata seru juga. Kuperhatikan Abi pun berwajah sumringah. Seperti senang dan menikmati permainan. Sementara anak-anak tampak senang berlari-lari dan lompat-lompat kesana kemari. Alhamdulillah, pikirku. Karena menurut pengalaman sulit sekali menemukan momen suami menikmati kegiatan selain makan. Hemm. 

Setelah cukup lelah dan kenyang bermain, kami pun memutuskan mengembalikan raket sewaan dan mulai berjalan kembali mengitari stadion. Melihat orang lalu lalang dengan mengendarai becak kecil. Kami pun tertarik juga untuk mencobanya. 

Ternyata ada penyewaannya juga. Harganya lumayan terjangkau juga Rp. 10000 per 15 menit. Tak buang waktu kami pun menyewa satu buah becak berwarna merah. 

Abi yang bagian gowes becak, kami bertiga yang naik. Saat mulai jalan, rasanya becak kami tak stabil karena kebanyakan beban di sisi sebelah tempat aku duduk. Maklum karena memang bobotku yang lumayan berat ditambah aku pun menggendong Maryam. Kasihan si Abi, pikirku.

Akhirnya aku pun mengalah turun, dan anak-anak riuh ingin ikut turun. Tak mau mereka tanpa aku, takut katanya. Hemm, mereka memilih turun. Kemudian aku mencoba naik sendirian di dorong Abi. Tadinya mungkin di Abi ingin si sweet so sweetan eh ternyata ga tega ninggalin anak-anak yang Cuma melongo melihat kami. Haha

Setelah dibujuk, anak-anak pun mau naik becak tanpa aku. Mereka berdua naik di kursi penumpang, Abi yang gowes sementara aku berjalan kaki. 

Alhamdulillah, hari ini done dengan kegiatan motorik kasar yang tak Cuma untuk anak-anak tapi juga untuk kami, orang tuanya.

Kegiatan yang sederhana tapi bisa menjadi quality time bersama keluarga. 

Namun tetap memperhatikan prokes 🙏


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...