Langsung ke konten utama

Alhamdulillah, Rizkiminallah

Beberapa hari yang lalu, aku mengikuti challenge yang diadakan dapur ibu bersama. Sebuah program yang tempo hari aku pun pernah bercerita disini. Ada 4 kategori challenge. Kategori story telling, recook resep, kreasi cemilan dan kreasi sarapan. 

Wah, aku memang belum expert dalam dunia per cookingan tapi challenge ini seperti menantangku untuk ikut. Dengan keberanian yang sebenarnya masih maju mundur aku membulatkan tekad untum mengikuti challenge. 

Yang pertama aku mengikuti challenge kreasi cemilan. Mencoba membuat pancake pisang, hehe. Ini benar-benar so bisa sih. Baru pertama buat pancake sudah langsung ingin di ikutkan challenge. Dari rasa sih alhamdulillah ya tak mengecewakan, tapi dari segi bentuk dan penampilan masih jauh dari kata elok dipandang. Qodarullah teflon yang harusnya menemani membuat pancake ini ternyata sudah mengelupas bagian anti lengketnya alhasil ya adonan banyak yang lengket. Disiasati dengan memilih area teflon yang masih ada anti lengketnya. Jadinya bentuknya tak beraturan. Tapi tak apa, aku akhir-akhir ini memang selalu mencoba berekspektasi yang tak terlalu tinggi dan mencoba menghargai diriku sendiri. Aku puas dengan hasilku sendiri meskipun belum sempurna. 

Maka saat itu dengan seadanya aku ikut setor challenge di Instagram. Melihat hasil karya teman-teman lain yang bagus membuatku menciut dan pesimis. Tapi bukankah belum tau hasilnya jika kita tak berani mencobanya? Yap..

Hari berikutnya aku tiba-tiba kepikiran ingjn juga mengikuti challenge membuat sarapan. Aku ingat menu andalan dulu ketika Kakak masih MPASI kubuat berbagai-bagai masakan dan ia susah makan hingga akhirnya kutemukan sebuah resep di salah satu grup MPASI. Sebuah menu dengan karbohidrat kentang disertai protein dan sayuran dalam satu sajian. Ialah Potato Steam Boat. Setelah kubuat dengan cinta lagi-lagi aku beranikan diri untuk mengikuti challenge. Dengan foto seadanya karena aku belum menguasai food fotografi. Form setoran akhirnya berhasil ku submit malam itu juga. 

Melihat challenge yang lain yaitu story' telling aku pun tertarik mengikutinya. Ah, ini mudah,pikirku. Karena tugasnya hanya bercerita, menceritakan tentang pengalaman webinar. Ku alirkan rasa denga. Jujur, bagaimana keseruan ketika webinar. Submit form challenge done. 

Hemm, masih ada nanas yang sempat dibeli. Kebetulan memang niatnya nanas akan dijadikan es susu nanas recook resep dari chef Nanda.

Di hari terakhir challenge yang akan ditutup jam 20.00 kalau ga salah. Aku pun ngebut membuat es nanas dan bola ubi, selesai memasak sekitar pukul 07.30. Wah tanpa menunggu lama aku langsung plating dan foto. Takut keburu deadljne habis. 

Tak disangka yang awalnya malu-malu kucing dan maju mundur untuk ikut challenge akhirnya malah ikut ke semua kategori. Yang penting kontribusi dulu lah ya karena kalau untuk berharap menang, teman-teman lain aku lihat jauh lebih baik. 

Beberapa hari menunggu dan tibalah hari ini. 

Saat teman-teman di grup rame bahas pemenang challenge. Aku pun penasaran dan cus langsung menuju ke IG DIB. 

MasyaaAllah alhamdulillah ternyata ada namaku disana, untuk kategori story telling. Rizkiminallah. Dan terima kasih DIB 💕.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Pantulan Warna Zona 4

Alhamdulillah, 15 hari berlalu dengan semua kegiatan yang dilalui bersama. Bukan hal yang tak biasa sebenarnya kita berkegiatan di 15 hari ini, karena sebenarnya setiap hari pun kamu selalu bertanya,  "Ummi, habis ini kita ngapain? Ummi kita belajar yuk!" Ya, biasanya kalimat itulah yang keluar dari sosok kamu yang sudah mulai memiliki habbit tersendiri setiap harinya. MasyaaAllah, tanpa Ummi sadari ternyata kamu memang sedang banyak bertumbuh dan berkembang dengan segala kecerdasan yang kamu miliki. Membuat Ummi menjadi sosok yang harus terpaksa kreatif dalam membersamaimu dengan berbagai kegiatan yang bukan hanya sebagai pengisi waktu saja. Namun, banyak tujuan di dalamnya.  Dimulai dengan rasa ingin memulai belajar dan berkegiatan, rasa ingin tahu dan berusaha menaklukan setiap proses belajar. Disana Ummi pun banyak belajar, jika saja kamu adalah sosok kecil yang selalu bersemangat untuk belajar dari hari ke hari dari waktu ke waktu mengapa Ummi sebagai sosok dewasa tak bi...