Langsung ke konten utama

Hari 2 #Kepompong


Hari kedua dimulai. Qodarullah kami sedang berada di rumah neneknya anak-anak yaitu mertuaku sejak kemarin. 

Anak-anak sudah terbiasa seharusnya menginap di rumah neneknya ini tapi kenyataannya si bungsu masih perlu beradaptasi yang lama dan berproses. Seperti kakaknya dulu saat umurnya hampir sama dengan di bungsu. Ia selalu mengintil kemanapun aku atau Abinya pergi. Sulit berbaur dengan saudara-saudara yang lain, ditambah si bungsu ini sulit sekali diajak untuk ke toilet. 

Entah alasannya apa, tapi memang setiap ke rumah neneknya ini si bungsu seperti enggan ke toilet. Hingga mungkin ia lebih memilih menahan rasa ingin BAK dan BAB nya. Meskipun sudah berkali-kali aku ajak atau Abinya ajak ke toilet. Malah ia pun menolak juga dan sampai tantrum. 

Alhasil kekhawatiranku pun terjadi, karena ia menahan pipis dan pupnya, ia pun tak tahan dan pipis di celana. Kejadian ini berulang beberapa kali bahkan siang ini pun ia pup di celana. Hal yang memang tak biasa ia lakukan selama di rumah. Karena sejak ia berumur 2 tahun kurang sudah melakukan toilet training dan alhamdulillah sudah berhasil lepas popok sejak umur 2 tahun atau kurang juga aku lupa tepatnya. Yang jelas selama ini sudha menjadi kebiasaan ketika ia ingin pup ia akan memberitahu dengan mengatakan "aku sakit perut" kemudian kami ajak ke WC dan memang bisa jadi dia pup atau hanya pipis. Atau kami yang beberapa kali waktu dalam sehari mengajaknya ke toilet untuk sekadar pipis. 

Tapi, saat di rumah neneknya ia benar-benar sulit diajak ke toilet untuk pipis, pup bahkan mandi sekalipun. Apa mungkin dia belum terbiasa dengan toiletnya yang berbeda dengan toilet di rumah? 

Hal itu membuat Abinya jengkel juga karena berkalii ia pipis bahkan satu kali pup kecil (sedikit) di celana. Aku pun sama, malah semakin jengkel dan kesal, Astagfirullah. 

Yang menjadi kelemahanku saat berusaha menahan amarah kepada anak-anak adalah sesuatu yang berhubungan dengan najis. Pokoknya aku merasa malas dan kesal ketika ekspektasj soal ini tak sesuai dengan kenyataan. 

Apalagi mood si bungsu yang ambyar dan sulit juga diajak ke toilet meskipun sudah tahu ia pipis di celana. Malah tantrum juga 

Ah, alhasil aku pun juga banyak mengomel, menggerutu dan ngegas. 

Bukan marah, menurutku tapi 'terpancjng marah. Jika kejadian seperti ini terjadi di rumah mungkkn sepertinya aku akan lebih bisa mengendalikannya tapi ini sedang tidak ada di rumah. 

Dan si bungsu itu suka menjadi-jadi jika sudah berkeinginan atau mempertahankan egonya. 

Disitulah aku harus bersikap tegas. Tegas dan memarahi itu berbeda bukan ? 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...