Langsung ke konten utama

"Tak Peka !"

 Tantangan 15 Hari 

Komunikasi Produktif 

Hari ke 5 


"Tak peka !"


❤️Temuanku hari ini :
Siang ini aku, Maryam dan suamiku pergi ke rumah mamahku berniat menjemput Kakak Qonita yang dari kemarin sore menginap disana.
Rindu rasanya sehari saja rumah ditinggal satu anggota keluarga. Rumah mamahku memang tak begitu jauh dari kontrakan rumah tempatku tinggal, jadi kami biasa bolak-balik dengan mudah kesana. 
Sesampainya di rumah mamah, aku segera menemui Qonita dan ku uyel-uyrl dia, sangat rindu sekali. Aku dan suami membercandai dia karena sehari saja tak tidur bareng membuat kami merasa ada yang hilang hehe.

Menjelang Dzuhur si kecil Maryam seperti biasa dengan rutinitas tidur siangnya sambil menyusui. Tapi tiba-tuba aku merasa ada yang tak enak dengan tubuhku, mulai terasa gatal di beberapa bagian tubuh, kulihat bentol-bentol kecil sampai besar mulai bermunculan bahkan hingga kepala. 
Sudah biasa memang aku seperti ini karena aku punya alergi dingin, suhu d rumah mamahku kebetuan lebih dngin dibandinhkan di kontrakanku. Aku mulai merasa semakin tak nyaman dengan alergiku yang kambuh, merasa gatal di sekujur tubuh sekaligus suhu tubuh mulai mendingin dan bentol-bentol bertambah banyak dan membesar.

Seusai sholat Dzuhur tubuhku semakin menjadi, apalagi saat mengambil air wudhu rasanya seperti air es, entah hanya aku saja yang merasa atau semua orang pun merasa demikian. Yang jelas aku merasa bergidik saat air mengenai tubuh kuku padahal sudah waktunya anak-anak makan siang. 
Badanku menggigil kemudian ku ambil jaket suamiku dan mengenakannya. Ahh, ini aku harus benar-benar menghangatkan diri dahulu agar tak semakin parah, pikirku. Kucoba sampaikan keadaanku pada suami, Alhamdulillah ia mengerti dan mengambil alih untuk mengurus anak-anak mengambilkan makan siangnya. 
Sementara aku beristirahat di kamar adikku sambil berjaket tebal dan menyelimuti diri berharap segera membaik.

Namun, selepas ashar ternyata badanku malah makin terasa tak nyaman. Menggigil dan terasa meriang sementara alergiku juga belum menghilang. 
Akupun berbaring di tempat diman aku sholat, dan memanggil suamiku. 
"Bi, aku jadi gaenak badan gini nih, meriang" kataku setelah suamiku mendekat. 
"Terus gimana atuh kita nginep aja apa mau pulang?" 
Aku diam dan merasa kecewa respon pertamanya malah justru sebuah pertanyaan yang tak aku harapkan, kupikir ia akan tampak khawatir dan meraba keningku misalkan atau bertanya keadaanku lebih detail. 
"Tapi mi, kalau kamu nginep. Nanti gaada yang masak, aku makan gimana?" 

Damn ! Tuh kan responnya malah tambah bikin geregetan, bukannya memperhatikan keadaan ku tapi malah mikir tak akan ada yang masak. Kebetulan memang hari ini tadi pagi aku belum memasak, karena rencana akan masak sore menjelang mmagrib agar saat berbuka puasa masakan masih hangat dan segar. Namun qodarullah wa maa syaa a fa ala tubuh ku malah tak enak seperti ini. 
Tadinya aku seperti biasa akan ngambek dan mendiamkan suamiku, karena responnya yang tak sesuai harapanku. Namun, aku berpikir lagi bukankah dia memang tak pernah peka? Dan aku harusnya sudah paham itu dari dulu. Akhirnya akupun ngomel sedikit sembari menjelaskan bagaimana respon yang kumau darinya sambil bercanda juga. 
Yang aku inginkan ia mengerti kondisiku, menyuruhku istirahat dan mengambil alih tugas memasak nanti saat kami pulang ke kontrakan. Aku menjelaskan dengan bercanda dan sambil tertawa, yang akhirnya doi pun tersadar bahwa respon ia sebelumnya salah dan tak aku harapkan lalu meminta maaf dan memintaku mengulang adegan tadi saat memberi tahu keadaanku dan akan merubah jawaban dan respon dengan yang seperti kuharapkan. Tentu saja itu sambil bercanda, dan akhirnya kamipun tertawa bersama. Ia pun berkata, "yaudah yuk kita pulang, nanti kamu istirahat aja biar aku yang masak. Nanti kamu kasih tau aja caranya yaa.." 
Alhamdulillah kan itu yang kumau dari tadi. Hehe 💕 

❤️ Tantanganku hari ini 
Adalah berdamai dengan diriku, tidak membuat konflik batin dalam diriku sendiri dengan memendam apa yang aku inginkan ketika memang suamiku minim peka. Aku seharusnya lebih bisa mengungkapkan perasaanku dengan kata-kata yang jelas karena pada dasarnya suamiku memang kurang peka dan tak paham kode-kodean. Sementara sebenarnya pada dasarnya aku orang yang tak pandai mengungkapkan sesuatu. 

❤️Point komunikasi produktif hari ini
Kalimat yang jelas, memperhatikan gesture dan intonasi, pemilihan waktu yang tepat dan menyelesaikan masalah dengan tuntas tentunya dengan mengedepankan nalar dibandingkan emosi. Dan saling memahami satu sama lain.

❤️Rencanaku esok hari
insyaaAllah aku akan belajar bagaimana menjadi seorang yang bisa dengan mudah mengungkapkan perasaan dan apa yang diinginkan. Namun semuanya bertahap dan butuh proses. Semoga lebih baik dan lebih baik lagi di kemudian hari, bismillah. 

❤️Bintangku hari ini
Pencapaian ku hari ini memang tidak terlalu baik, karena diawali dengan menggerutu dan Omelan. Tapi good job untuk sebuah keberanian mengungkapkan sesuatu setelahnya dan membuat suasana menjadi cair dan nyaman satu sama lain. Bintang ⭐⭐⭐⭐ untukku dan semoga aku tak cepat puas dengan ini. Alhamdulillah untuk yang telah aku peroleh dan bismillah untuk setelah ini.
 



Fitri Yani Sari
IP Bandung



#harike-5
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...