Langsung ke konten utama

Merancang Meal Plan Bersama

Tantangan 15 Hari 

Komunikasi Produktif 

Hari ke-1 



Merancang Meal Plan Bersama 


Bismillah, tantangan zona 1 tentang komunikasi produktif hari ini dimulai. Dan awalnya aku bingung harus memulai dengan topik dan pembahasan apa, akhirnya ternyata mengalir begitu saja. 


❤️ Temuanku Hari ini : 

"Bii.. sini deh , kita ngobrol yuk". 
Aku yang sedang menyusui si kecil memangil suamiku yang kebetulan lalu lalang di hadapanku. Aku berniat ingin melakukan obrolan santai dengannya, mencoba mempraktekkan materi komunikasi produktif . 

"Ngobrol apa Mi?" Tanyanya kemudian. 
Aku mulai bercerita, atau lebih tepatnya curhat pada suamiku. Topiknya diawali dengan curhat tentang si kecil yang memang sepertinya sedang bosan makan nasi. Beberapa hari ini menu makanannya membuat pola sendiri, jika disediakan berbagai makanan di piring nya , ia memulai dengan sayuran, prohe lalu prona. Sementara nasinya dibiarkan begitu saja, aku bercerita tentang ini kepada suamiku dan berharap juga menemukan solusi tepat untuk masalah yang kuhadapi saat ini bersama. 

"Ohiya mi , aku mau usul sesuatu boleh ga? Tapi kamu jangan ngambek dan baperan," tiba-tiba ia memotong sesi curhatku. 

Hemm, aku mulai menatapnya serius, dan sekaligus penasaran apa yang mau dia bicarakan dan usulkan. Aku mengangguk dan mempersilakannya memulai.
 
"Aku ingin menu makan kita ada yang berubah dari biasanya Mi, gimana ? " katanya kemudian. 

Sejenak aku berpikir dan hampir saja aku termakan jiwa baperanku 'jadi sebenarnya makanan aku selama ini ga enak ya ?', 'jadi dia ga suka masakan aku ?' 

Mungkin saja pemikiran negatif itu terucap, namun aku tak mau dengan mudah berpikiran negatif, kucoba menepisnya dan mulai menumbuhkan pikiran positif dengan 
'oh mungkin ada yang dia inginkan ' 
'mungkin dia sedang menantang aku memasak sesuatu yang dia inginkan' baiklah. 

"Emm gitu Bi, memangnya kamu mau menu apa aja nih selama beberapa hari kedepannya ? " tanyaku kemudian .

"Aku mau menu ayam spicy wings ada ya hehe, enak banget tuh yang kemarin kamu buat. Anak-anak juga suka. Aku sih yang penting anak-anak suka, " 

Mataku mulai berbinar sambil menatap matanya juga yang berbinar pertanda dia suka masakan ku namun dengan menu yang baru. Ya, karena memang beberapa waktu ini aku ikut kelas memasak. Jadi, aku memang pernah beberapa kali masak sesuai yang di pelajari di kelas masak bukan masak yang itu-itu melulu. 

"Oke, oke . Terus apalagi Bi? Nasi bakar ayam kemangi mau ga kamu ? ". Tanyaku kemudian.

"Mau banget dong.. hehe.." . Katanya bersemangat.

Pembicaraan kami berlanjut sampai aku tak sadar si kecil yang tadinya sedang gelendotan di dekatku sudah pergi bermain menemui kakaknya bersama neneknya karena kami kebetulan sedang ada di rumah ibuku. 
Kami pun membahas alternatif Karbo yang bisa menggantikan nasi untuk si kecil yang sedang tak berkawan dengan nasi. 
Alhamdulillah, pembicaraan berakhir dengan beberapa kesimpulan tentang meal plan kami selama beberapa hari kedepannya, stok buah-buahan apa saja yang akan kami beli nanti dan alternatif beberapa Karbo untuk  menyiasati kebutuhan Karbo si kecil. 

Kupikir hari ini komunikasi produktif dengan pasangan telah DONE. Alhamdulillah. 


❤️ Tantangan Yang Kuhadapi Hari Ini 

Adalah menemukan waktu yang tepat dan khusus untuk kami bisa mengobrol dengan santai tapi serius. Karena kadang jika aku memilih mengobrol di siang hari , anak-anak memang harus terkondisi kan dengan baik atau seperti tadi, aku mengobrol sambil menyusui dan si kakak bermain dengan neneknya. Kalau malam terkadang kami sama-sama lelah dan rasanya ingin cepat tidur setelah seharian beraktifitas. 

Kadangkala juga masih sulit mencari waktu yang pas dengan suami, karena beliau masih lebih sering berkomunikasi dengan handphone nya dibanding dengan istrinya. Ini tantangan besar menurutku, dan ke-emosionalan beliau yang tinggi membuat aku benar-benar harus berhati-hati memilih diksi yang tepat dari awal obrolan hingga akhir jika ingin berjalan dengan mulus, tentu saja aku juga harus menantang diriku agar tetap santuy dan tidak terbawa emosi apapun .  Maka sesekali, aku tatap dia penuh cinta dan peluk dia, agar obrolan kami semakin hangat dan tidak menegang. 

❤️ Poin Komunikasi Produktif Hari ini 

° Kaidah 2C Clear and Clarify 

Alhamdulillah pada pembahasan kali ini, aku memang sangat berhati-hati dalam memberikan diksi saat berkomunikasi. 

° Kaidah 7-38-55  

Jika sebelumnya aku kadang tidak memperhatikan soal bahasa tubuh, maka saat ini aku ingin merubahnya dan kali ini bisa membuat suasana komunikasi lebih hangat. Intonasi yang baik dan bahasa tubuh sambil sesekali aku dengan tidak merasa malu memeluknya maka jadi Point besar yang mempengaruhi tercapainya obrolan produktif bagi kami. 

° Intensity of eye contacts 

Memandang matanya saat berbicara membuat aku lebih bisa fokus dan berbicara dengan mengatur intonasi dengan tepat, dan hal ini Alhamdulillah tadi aku sudah lakukan bahkan aku juga balik meminta suamiku memandang mataku juga, meskipun aku tak memberi alasan pasti mengapa dia pun harus ikutan memandang mataku. Hehe 

° I'am responsible for my communicator result

Alhamdulillah pesan tersampaikan dengan baik, dan kami temukan solusi bersama dengan tidak mengedepankan emosi satu sama lain. 

❤️ Rencanaku Hari Esok 

InsyaaAllah aku akan mencoba komunikasi produktif ini lagi dengan suamiku karena kebetulan doi sedang off kerja yang tinggal beberapa hari saja, akan dimanfaatkan agar kami bisa lebih memperbaiki pola komunikasi sebelum kami LDM kembali, dan mungkin akan juga diterapkan ke anak di setiap harinya. Dan semoga aku bisa lebih sabar dan yang terpenting bisa memperbaiki komunikasi produktif dengan diri sendiri. Bismillah, jika esok masih diberi kesempatan maka aku harus lebih baik dari hari ini. 

❤️Bintangku hari ini

Alhamdulillah apa yang aku capai hari ini, menurutku bisa diberi bintang 4 ⭐⭐⭐⭐ tapi ini tentut saja idak boleh membuatku puas dan bahkan ini harus jadi motivasi untuk lebih baik lagi, bismillah. 



#harike-1
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...