Langsung ke konten utama

Kocokan Mixer dan Kulit Pangsit

Tantangan 15 Hari

Komunikasi Produktif
Hari ke-6 




Kocokan mixer dan Kulit Pangsit


❤️Temuanku hari ini 

"Bi, lihat kocokan mixer satu lagi ga ?" tanyaku yang sedang kelimpungan mencari kocokan mixer yang cuma ada 1. Padahal aku sudah siap dengan bahan-bahan untuk membuat brownies. 

Ya, hari ini kami berencana untuk mengunjungi mertuaku dan menginap disana. Dan aku berencana mempersiapkan brownies panggang dan pangsit goreng buatanku untuk dibawaa kesana. Maklum untukku yang baru belajar memasak dan punya resep baru rasanya excited sekali untuk membuat sesuatu dengan tangan sendiri dibandingkan dengan membelinya. 

"Kemarin aku lihat dimainin anak-anak, Mi" jawab suamiku yang sedang membantuku menggiling adonan untuk membuat kulit pangsit. Seperti biasa kami memang membagi tugas, ia kutugaskan membuat kulit pangsit sementara aku membuat adonan isian pangsit plus membuat brownies. 
Aku yang kelelahan sedari tadi pagi belum menyelesaikan semua tugas domestik plus bebikinan ini rasanya ambyar sekali saat kutahu barang yang kucari tak kunjung kutemukan. 

"Kak, kamu main yang kaya gini?" Tanyaku pada kakak Qonita sembari memperlihatkan kocokan mixer yang satunya di genggamanku.
"Iya ummi, aku mainin disana di kamar bermain," katanya dengan polos. 
"Ayok cariin, ummi mau pake " intonasi ku meninggi.
"Gamau ah.." jleb, jawaban Kakak membuatku seperti ingin meledak saja rasanya.

Ku masih coba tahan dan kulanjutkan kegiatan mencari barang itu sesuai petunjuk Qonita yaitu di kamar bermain. Nihil, sudah ku bongkar mainan tapi tak ada yang kucari. Aku mulai lelah mencari berbarengan dengan kelelahan sekujur tubuhku karena pekerjaanku terasa tak juga selesai sementata badanku sudah melambai-lambai meminta istirahat. 
Aku putus asa mencari, Si kecil Maryam mulai merengek-rengek meminta nenen karena memang sudah jamnya ia tidur siang. 

Dan akupun mulai kehilangan kendali saat kulihat kulit pangsit yang dibuat suamiku itu ternyata terlalu tebal untuk ukuran kulit pangsit. 
Damn ! 
Akupun 'tandukan' , istilah yang suka kami sebut jika aku memang sudah naik darah atau dalam keadaan emosi. 

Akupun menggerutu sana-sini. Rasanya ambyar semuanya, dengan emosi aku mengambil alih tugas membuat kulit pangsit dan membuatnya sendiri. Dalam hati tentu saja lebih banyak menggerutu kenapa begini sih kulit nya, aku cek ulang beberapa kulit yang telah suamiku buat. Memang tidak semua tebal sih tapi ada beberapa yang tebal, suamiku pun meminta maaf katanya ia kurang fokus saat aku tanya soal kocokan mixer tadi jadinya membuat kulit pangsit terlalu tebal, namun aku terlanjur emosi, ditambah saat ini aku hanya menggunakan satu kocokan mixer untuk nge-mix bahan-bahan brownies. Aku sudah pesimis hasilnya tak akan maksimal. 

Suamiku kembali mengambil alih membuat kulit pangsit karena Maryam akhirnya harus ku beri ASI terlebih dahulu karena lagi-lagi ia merengek. 
Saat itulah nalarku mulai bekerja, aku berusaha cooling down lagi dengan semuanya dan berusaha berpikir menggunakan nalar. Apalagi saat kulihat suamiku membuat kulit pangsit tak setebal tadi, ia memperbaiki kesalahannya. Lalu akupun berpikir kenapa aku tidak mencopot saja mesin mixer dari dudukannya dan mencoba menggerakkan manual dengan tangan agar proses mixernya berjalan baik meski hanya dengan satu alat kocokan, anggap saja nge-mix mengunakan whisk. 

Yaa aku tersadar bahwa seharusnya aku tak langsung emosi saat itu, begitu banyak jalan keluar jika kita lebih mengedepankan nalar dibanding emosi. Dan begitu banyak rasa bersalah setelahnya jika kita lebih mendahulukan emosi dibandingkan dengan nalar. 
Maafkan aku suamiku, dan anak-anakku. Gara-gara kocokan mixer dan kulit pangsit aku naik darah padahal seharusnya tak seperti itu. 

❤️Tantanganku hari ini

Lebih mengedepankan nalar dibandingkan emosi adalah tantangan terbesar saat ini, berusaha sabar dan cooling down di saat semuanya menjadi sebuah 'huru-hara' itu tak mudah dan perlu banyak latihan. 

❤️Point komunikasi produktif hari ini

Berpikiran positif dengan nalar yang baik akan menghasilkan output yang positif dan fokus pada solusi bukan pada masalah.

❤️Rencanaku esok hari 

InsyaaAllah aku harus lebih sabar dari ini, aku harus lebih mengedepankan nalar dibanding emosi. Proses ini tak mudah tapi insyaaallah aku akan terus berusaha. Bismillah.

❤️Bintangku hari ini

Aku merasa banyak kesalahan menanamkan komunikasi produktif hari ini,maka perolehan bintangku hari ini adalah 2 bintang ⭐ ⭐. 
Ayook semangat lagi wahai diri, bismillah. 





Fitri Yani Sari
IP Bandung



#harike-6
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...