Langsung ke konten utama

Adab Bangun Tidur

Tantangan Komunikasi Produktif 

Hari ke 2 


"Adab Bangun Tidur" 




❤️ Temuanku Hari ini : 

Pada hari ke-2 ini seperti hari sebelumnya, lagi-lagi semua mengalir dengan sendirinya. Awalnya memang aku berencana akan menuliskan jurnal harian komunikasi produktif dengan suami namun temuanku yang paling pertama di hari ke 2 ternyata dengan anak-anak. 

Setiap pagi, anak-anak biasa bangun ketika aku sedang melaksanakan tugas domestik di dapur atau di bagian Rumah yang lain. Kalo si kecil Maryam memang sudah biasa bangun mencari ku karena ingin menyusu, namun Kaka Qonita terkadang ia terbangun dan menangis jika tak didapatinya aku di kamar atau di dekatnya, dan tadi pun demikian. 
Aku yang sedang berdomestik ria di dapur mendengar tangisan Kaka yang semakin kencang, naluri ku sebenarnya ingin sekali merasa kesal dan marah, kenapa harus menangis keras-keras dan hal itu tentu saja membuat adiknya ikut terbangun dan menangis pula sementara aku masih sibuk di dapur. 
Di dalam pikiranku kenapa Kaka tidak ke dapur saja mencari ku dengan tanpa menangis. Namun, aku mencoba menarik nafas panjang, berdiam dan kemudian mencoba berpikiran positif. Ohh, namanya juga anak-anak, mungkin dia memang sedang merasa separation anxiety yang berlebihan hari ini. Baiklah aku yang harus lebih mengerti. 

Bersama dengan pikiran dan nalarku yang berubah menjadi positif anak-anak datang menemuiku dalam keadaan menangis. Aku memeluk mereka, ku naikkan ke pangkuanku. Dan kemudian menunggu sampai tangisan mereka reda dalam pelukan dan dekapanku. Setelah mereka tenang akupun baru menjelaskan dengan perlahan. 

"Kakak, Dede kalau bangun dan ummi ga ada di kamar, Ummi pasti ada di dapur atau di ruangan lain kok ga akan tinggalin kalian.." kucium mereka. 
Mereka diam. 

"Nah, daripada menangis lebih baik Kakak, sama Dede berdoa bangun tidur yaa kalau bangun. Kan Kakak udah tau doanya.. Alhamdulillahilladzi ahyana ba'dama amatana wa ilayhi nusur" 

Kataku kemudian, sambil perlahan menuntun doa meskipun mereka tak merespon karena masih memasang muka badmood tapi aku yakin mereka mendengar perkataanku. 

Oke hari ini done, Alhamdulilah aku bisa merubah pikiran negatif dan niatku untuk kesal dan marah diganti dengan pelukan pada anak-anakku. 

❤️Tantangan yang kuhadapi hari ini 

Lagi-lagi tantangan komunikasi produktif dengan diri sendiri, mencoba merubah berbagai sisi pikiran negatif menjadi positif. 
Tantangan meredam amarah dalam waktu sekejap dan tantangan memilih diksi yang tepat untuk anak seusia balita dan batita agar dapat paham dengan apa yang kumaksudkan. 

❤️Point Komunikasi Produktif hari ini : 

Berusaha memahami apa yang anak kita inginkan, mengalihkan perasaan dengan empati dan ganti perintah dengan pilihan. 

❤️Rencanaku hari esok :

InsyaaAllah aku harus lebih sabar dan memahami perasaan anak dengan tidak mengedepankan rasa emosi dan egois semata. insyaaAllah aku akan terus berproses menjadi lebih baik dari hari ini. 

❤️Bintangku hari ini



Alhamdulillah pencapaian ku hari ini bisa kuberi bintang 4 ⭐ ⭐⭐⭐, dan semoga ini tidak membuatku cepat merasa puas namun harus menjadi motivasi lebih baik lagi. 


Fitri Yani Sari
IP Bandung 

#harike-2
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...