Langsung ke konten utama

Kangen Abi

Tantangan 15 hari 
Komunikasi Produktif .
Hari ke 13 


Kangen Abi


❤️Temuanku hari ini

Hari ini adalah hari pertama tanpa suamiku di rumah, aku kembali menjalani hari-hari dengan kedua anakku di rumah insyaaAllah selama sebulan ini. 
Hari pertama mungkin memang belum terbiasa, aku harus melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan, saat tiba waktu subuh, anak-anak belum terbiasa tanpa abinya kembali, biasanya ketika bangun subuh lalu melihat ada abinya di sampingnya ketika aku berada di kamar mandi, mereka tak akan menangis dan bisa tidur lagi. Namun kali ini dua-duanya menangis sejadi-jadinya saat aku hendak mandi dan wudhu. 
Rasanya sebenarnya tak tega namun jika aku kembali mengeloni mereka untuk tidur maka sholat subuhku akan kesiangan. Akhirnya aku biarkan mereka menunggu di dapur sambil sesekali aku ajak bicara, "tunggu ya nak ya.." namun meski aku sudah berkali berbicara meminta pengertian mereka, mereka tetap menangis dan tambah keras apalagi Qonita. 

"Abiiiii abiii abiii..." Teriak si kecil, Ia memang terbiasa mencari abinya saat ia tahu aku tak ada di sampingnya atau ia tahu aku sibuk. Namun panggilan dan tangisannya kini berbuah nihil. Meski ia menangis terus dan mencari-cari di semua penjuru rumah tetap saja tak ia temukan abinya.

Aku menghela nafas panjang dan sesegera mungkin untuk selesai dengan kegiatanku. Dan kemudian memeluk mereka mengajaknya kembali ke kamar, yang sebenarnya mereka masih mengantuk dan bisa tidur kembali tanpa aku keloni. Buktinya hanya aku temani saja di kamar dengan aku yang bersiap hendak sholat subuh, mereka tidur lagi masing-masing. 

Siang hari Qonita mulai merasakan kehilangan abinya 
"Ummi, Abi kemana? " Tanya nya sambil melihat sekeliling rumah. Padahal kemarin sudah berkali-kali di sounding bahwa abinya akan berangkat kerja malam nanti dan malam pun sempat abinya berpamitan pada Qonita yang sedikit terjaga. 
"Abi kan kerja nak.." jawabku. 
"Ke laut Mi? " Tanya nya kembali.
"Iya Nak, doain ya biar selamat sampai disana.." . 
Ia pun mengangguk. 
Hari pertama ditinggal memang semuanya terasa belum terbiasa padahal kami sudah menjalaninya bukan saat ini saja tapi tetap saja ada yang berbeda. 

Siang hari, kemudian ada perkataan Qonita kembali.
"Mi, sebentar lagi Abi pulang ya.." katanya. 
Deg ! Hatiku baper, bagaimana mungkin abinya pulang sebentar lagi, abinya baru berangkat tadi malam dan mungkin saat ini belum sampai di tempat kerja. 
"Engga Nak, Abi kan baru berangkat. Belum sampai di sana. Pulangnya nanti sebulan lagi."  
"Belum sampai di kapal mi?" Lagi-lagi pertanyaannya detail. 
"Iya Nak, Abi masih di kapal kecil belum sampai di kapal besar.." 
Mendengar jawabanku ia diam seperti sedang mencerna apa yang aku katakan. 
Aku pun mengalihkan dengan mengajaknya bermain busy Book. 
Tak lama padahal. Lagi-lagi saat ia dengar suara motor ia berkata kembali.

"Mi, itu si Abi ya, Abi bentar lagi pulang ya Mi." 
YaaAllah, aku harus sabar menjawabnya bersama dengan jiwa baper-ku yang tak tega sebenarnya menyaksikan seorang anak yang terus bertanya tentang abinya. 
"Bukan sayang, Abi nanti pulang nya. Kakak kangen ya sama Abi?" 
Ia menunduk dan mengangguk perlahan. 
Aku tahu ini karena mereka belum terbiasa setelah sebulan kemarin hari-harinya dilalui bersama dengan abinya. Aku menguatkan hati dan mencoba kembali mengalihkan perhatiannya dengan kegiatan lain. 
Namun tak lama, lagi -lagi si kakak membuatku baperan. 
"Mi, kita telepon Abi aja yuk ." 
MasyaaAllah sekangen itu nak kamu padanya. 

"Nanti ya ,Abi nya belum sampai di kapal besar jadi ga bisa telepon, ga ada sinyal" 
Aku mencoba menjelaskan, yang sebenarnya aku tahu ia mana mungkin mengerti istilah sinyal, namun ku coba lagi jelaskan perlahan. 
Si kecil Maryam berlari-lari menuju pintu dan berteriak 
"Abi.. Abi.. Abi.." 

Ah, sabar ya nak. Ummi juga tahu kalian semua merasa kehilangan kehadiran Abi kalian, tapi Abi harus ikhtiar bekerja untuk kita juga. Ummi insyaaAllah akan berusaha menjadi peran ibu sekaligus abi di hari-hari kalian. Bismillah.

❤️ Tantanganku hari ini
Adalah mencoba mendahulukan nalar dibanding emosi, mencoba menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya ikut terenyuh dan merasakan apa yang anak-anak rasakan. Mencoba menjelaskan dengan empati agar mereka sedikit mengerti dan terbiasa tanpa abinya lagi.

❤️ Poin komunikasi produktif hari ini 
Mengalihkan perasaan dengan empati 
Memilih diksi yang tepat 
Menggunakan kalimat yang jelas dan bisa dimengerti anak 

❤️Rencanaku esok hari 
InsyaaAllah aku harus bisa lebih mengerti perasaan anak-anak. Mencoba mengalihkan perasaannya dengan mengajaknya bermain agar lebih terbiasa dengan keadaan ini dan harus lebih sabar menghadapi anak-anak dan pekerjaan domestik di rumah agar tetap waras karena semua dilakukan sendiri. Bismillah 

❤️Bintangku hari ini
Aku menghargai komunikasi hari ini dengan bintang 4 ⭐⭐⭐⭐. Semoga besok lebih baik lagi. Bismillah. 



Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike-13
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Pantulan Warna Zona 4

Alhamdulillah, 15 hari berlalu dengan semua kegiatan yang dilalui bersama. Bukan hal yang tak biasa sebenarnya kita berkegiatan di 15 hari ini, karena sebenarnya setiap hari pun kamu selalu bertanya,  "Ummi, habis ini kita ngapain? Ummi kita belajar yuk!" Ya, biasanya kalimat itulah yang keluar dari sosok kamu yang sudah mulai memiliki habbit tersendiri setiap harinya. MasyaaAllah, tanpa Ummi sadari ternyata kamu memang sedang banyak bertumbuh dan berkembang dengan segala kecerdasan yang kamu miliki. Membuat Ummi menjadi sosok yang harus terpaksa kreatif dalam membersamaimu dengan berbagai kegiatan yang bukan hanya sebagai pengisi waktu saja. Namun, banyak tujuan di dalamnya.  Dimulai dengan rasa ingin memulai belajar dan berkegiatan, rasa ingin tahu dan berusaha menaklukan setiap proses belajar. Disana Ummi pun banyak belajar, jika saja kamu adalah sosok kecil yang selalu bersemangat untuk belajar dari hari ke hari dari waktu ke waktu mengapa Ummi sebagai sosok dewasa tak bi...