Langsung ke konten utama

"Beri aku waktu, Ummi..."

 Tantangan 15 Hari

Komunikasi Produktif

Hari ke 4 

"Beri aku waktu Ummi..."



❤️ Temuanku hari ini : 

Hari ini tiba-tiba, ibu mertua dan Kakak iparku ke rumah. MasyaaAllah hatiku senang namun juga panik, senang karena kedatangan mereka namun panik karena pekerjaan domestik dan memasak ku belum kelar. Segera ku kenakan pakaian yang pantas lalu kudapati Kakak Qonita menunduk, dan mengekor kemanapun aku pergi. 

Hemm sudah kuduga, anak-anakku memang jarang sekali bertemu nenek dan uwa nya itu dan mereka adalah tipe anak yang pemalu jika berhadapan dengan orang yang jarang bertemu mereka. 
Neneknya masih diluar belum masuk rumah, namun Kakak Qonita sebenarnya sudah memperhatikan dari jendela bahwa ada yang datang, ku dekati dia dan mulai berbicara dengan nada lembut. 
"Kak, itu ada nenek kamu. Nenek dari Cangkorah. Nanti kalau nenek udah masuk Kaka kasih salam ya. Kakak bisa kan ? Kan kakak anak pintar.. " 
Ia mengangguk namun aku lihat dari tatapannya tak tenang dan tak nyaman. Biarlah, kupikir kalaupun Qonita mau menemui neneknya dan sun tangan itu adalah pencapaian yang baik untuk dia kalaupun enggan aku tak akan memaksa seperti pada waktu-waktu sebelumnya yang aku sedikit memaksa jika anakku tak mau memberi salam pada nenek ataupun keluarga besar suamiku. Sikapnya yang seperti itu kadang membuatku serba salah dan tak enak hati, aku takut mertuaku tersinggung dengan sikap anakku tapi memang tak mudah baginya untuk berdamai seketika dengan lingkungan nya, perlu waktu dan adaptasi dahulu baru kemudian suasana mencair dan ia bisa bebas berekspresi kembali.
Mertua dan Kakak iparku yang berarti nenek dan uwa nya masuk rumah, aku segera menghampiri namun Kakak Qonita menunduk malu, tapi ia ikut mendekati neneknya. 
"Ayo Salim sama nenek ya Nak, " kataku lembut. 
Ia kembali mendekat, lebih dekat dengan neneknya dan Alhamdulillah mau juga memberi salam kepada neneknya. 
"Kakak pintar yaa.." kataku memujinya.

Awalnya kukira dia akan enggan seperti biasanya, tapi Alhamdulillah dugaanku salah. 
Sekarang aku mulai menyadari dan berusaha memahami bahwa aku tidak boleh memaksakan ketika anakku memang enggan bertemu atau bertegur sapa dengan orang yang baru. Justru aku harus ada disamping mereka, membuat mereka tenang karena sebenarnya mereka bukan enggan hanya saja butuh waktu untuk beradaptasi dahulu. Sounding dengan kata-kata yang jelas, berusaha tidak memaksa anak-anak dan lebih memahami perasaan mereka. 

Selama ada nenek dan uwa nya di rumah, yang memang tak begitu lama, anak-anakku tak mau lepas dan jauh dariku. Yang kecil gelendotan di pangkuanku atau bilapun berpindah, ia berpindah ke pangkuan abinya. Dan yang besar duduk sembunyi di belakangku atau di pangkuan abinya pula. Tak berani mereka berceloteh seperti sediakala saat hanya ada kami berdua empat di rumah. Baiklah aku tak memaksakan apapun kepada anak-anakku. 
Saat nenek dan uwa nya hendak pulang, kulihat Kakak Qonita pun ikut menyalami, Alhamdulillah pikirku. 
Lalu setelah nenek dan uwa nya benar-benar pergi barulah Kakak Qonita bersuara, aku segera mendekati dan berbicara pelan-pelan mencoba sounding kembali dengannya. Sementara adiknya sedang tertidur di pangkuanku. 
"Kak, yang tadi itu siapa coba ? Itu nenek kamu Nak. Nenek itu ibu nya Abi. Sama kaya Nenek Ukin, kalo Nenek Ukin itu ibunya Ummi, kalo nenek yang tadi ibunya Abi." 
Kulihat ia mengangguk. 
"Terus tadi yang laki-laki itu Kakaknya Abi. Abi juga punya kakak loh. Kalo Maryam kan Kakaknya Qonita, nah kalo Abi kakaknya yang tadi itu. Kakak jangan takut yaa, mereka baik ko. Sayang juga sama kakak". 
Tak ada respon lebih, ia pun mengangguk. 
Akupun tak akan memaksa lebih, mungkin itulah respon terbaik yang ia berikan saat ini. Dari tatapan polosnya aku mencoba membaca, mungkin jikalau ia sudah pandai mengungkapkan pikiran dan perasaannya  ia akan bilang "aku bukan takut dan ga mau ngobrol Ummi, tapi beri aku waktu". 
Tak apa Nak, Ummi paham kamu memang perlu waktu, kamu punya cara dan ritme kamu sendiri Ummi tak akan memaksa namun ummi berharap dengan banyak sounding seperti ini akan membuat kamu tak merasa asing dengan keluargamu sendiri, meski memang intensitas bertemunya jarang sekali. Dan semoga keluarga dan siapapun yang memang jarang bertemu dengan anakku juga tak salah paham, bahwa anakku bukan takut dan tak menyukai mereka hanya saja anakku butuh waktu. ❤️


❤️ Tantangan hari ini 
Aku harus bisa meredam rasa egoisku, aku harus lebih memahami perasaan anakku yang mungkin untuk saat ini ia punya ritme dan cara sendiri ketika berhadapan dengan orang yang jarang bertemu dengannya. Tidak memojokkan mereka yang hanya akan membuat dirinya insecure atau tertekan karena sebenarnya bukan ia tak mau dan tak bisa, ia hanya butuh waktu untuk menyesuaikan dan beradaptasi beberapa saat saja. Aku harus memberi pemahaman juga kepada orang-orang sekitarnya agar tak merasa tersinggung dengan sikap anakku yang terkesan introvert. Aku sebagai ibu harus bisa menjadi tempat ternyaman dan terpaham tentang keinginan dan perasaan anak-anakku 

❤️ Point komunikasi produktif hari ini 
-Kalimat yang jelas dan mudah dipahami anak 
-Jelas dalam memberi pujian
-Memahami perasaan anak
-Mengalihkan perasaan dengan empati 
-Menjelaskan dengan contoh 

❤️ Rencanaku hari esok
InsyaaAllah aku harus lebih memahami perasaan anak, berempati dengan perasaannya dan berusaha untuk tidak menjadi seorang "pemerintah" namun menjadi seorang "ibu dan teman" yang selalu memahami keadaan dan perasaannya, tidak memaksakan kehendak dan keinginanku sendiri. Bismillah 

❤️Bintangku hari ini
Alhamdulillah aku menghargai diriku sendiri dengan perolehan bintang 4 ⭐⭐⭐⭐ dan semoga ini tidak menjadikanku cepat puas namun harus dijadikan motivasi untuk lebih baik lagi, bismillah.
 


Fitri Yani Sari
IP Bandung



#harike-4
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Read Aloud Adab Makan #1

Zona 5 Praktek Stimulasi Literasi Baca Tulis dan Literiasi Digital Kegiatan literasi sudah dilakukan pada hari yang bersangkutan akan tetapi qodarullah baru bisa menulis jurnal pada hari ini  ❤️ Project : My book is my day ❤️ Nama : Qonita ❤️ Kelompok Usia : 0-6 tahun 📝 Rencana Project ° Read aloud kepada anak selama 15 hari dengan buku yang dipilih oleh anak ° Mengajak anak mereview buku setelah dibaca ° Mendokumentasikan respon anak (review) dalam bentuk audio 📚 Sumber Referensi & Media Digital ° Ebook Anak berjudul Adab Makan #1 dari kidstauhid.or.id ° Anchor ° Blogger 📜 Aktifitas Harian ° Membacakan anak buku yang dipilihnya sendiri dan mengajak anak untuk duduk bersama sambil membaca buku ° Membiarkan anak berimajinasi dengan gambar ilustrasi yang ada pada buku ° Mereview hasil dari membaca buku dengan melakukan beberapa pertanyaan terkait buku pada anak dan menarik kesimpulan ° Merekam hasil review dan respon anak pada aplikasi anchor 🌱 Refleksi Alhamdulillah meskipun kal

Hari 28 #Kepompong