Langsung ke konten utama

Video Call, melepas Kangen

Tantangan 15 Hari 

Komunikasi Produktif

Hari ke 14 


Video call, melepas rasa kangen 

❤️ Temuanku hari ini 

Selepas isya, aku dan anak-anak bergegas ke kamar berniat akan tidur lebih cepat. Namun, sebelum tidur aku mencoba membacakan buku pada mereka. 
Sempat ku buka dulu handphone ku yang ternyata ada panggilan video tak terjawab dari neneknya anak-anak atau ibuku dan suamiku. 
Aku pun mencoba bertanya pada Qonita, 

"Ka, mau video call ga sama Nenek ?". 
Qonita menjawab penuh semangat dan berkata 'mau'. Beberapa menit video call berlangsung, namun tiba-tiba wajah Qonita cemberut setelah ia melihat wajah Biya (adikku) dalam vcall nya. Lalu ia enggan melihat layar hp. 
Dan malah seperti yang ngambek. 
"Kak, kamu kenapa?"  Tanyaku. 
"Biya nya nakal.." jawabnya ketus. Padahal aku tahu Biya hanya bertanya Kakak sedang apa dan tak ada tingkah Biya yang menurut ku salah. Akupun menerka sikapnya yang seperti itu mungkin karena kangen dengan Biya-nya itu.
"Kok, nakal sih,. Kaka kangen sama Biya? " 
Ia pun mengangguk, 
"Iya kangen, Biya nya suruh sini" katanya. Hemm sudah kuduga. Biya dan nenek yang juga ikut mendengar lewat vcall pun memberi alasan bahwa Biya tak bisa menemui Qonita karena harus bekerja. 
Qonita pun seperti tak mau terima alasan dan mulai cemberut lagi. Apalagi saat neneknya bilang bahwa vcall nya harus diakhiri dahulu, ia malah tambah ngambek dan melarang neneknya menutup vcall nya. 

Akupun menjelaskan bahwa setelah vcall ini kita akan coba vcall dengan Abi, barulah ia sumringah kembali dan menutup vcall nenek ingin segera bertatap muka dengan abinya. 
Vcall tersambung dan seketika kedua anakku sumringah, si kecil seperti biasa jika melihat abinya berteriak semangat 
"Abii.. abii... Abiii". 
Si Kakak ia hanya tersipu malu-malu namun wajahnya nampak senang bukan main, masyaaAllah begini ternyata pemandangan seorang anak yang sedang melepas kangen dengan Abi nya. 

❤️ Tantanganku hari ini
Adalah berusaha memahami perasaan anak dengan tidak menjudge mereka dan menyudutkan mereka. Membiarkan mereka mengalirkan rasanya dengan caranya sendiri. 

❤️ Poin komunikasi produktif hari ini 
Mengalihkan perasaan dengan empati, berkomunikasi dengan memperhatikan intonasi dan gesture. Memahami bahasa tubuh anak-anak. 

❤️ Rencanaku esok hari 
insyaaAllah aku harus lebih bisa memahami perasaan dan gesture tubuh anak-anak. Mencoba berempati padanya dengan membiarkan nya mengalirkan perasaannya dengan caranya sendiri. 
Berusaha sebisa mungkin untuk memberi waktu video call atau telepon minimal kepada Abi dan neneknya agar rasa kangennya bisa terobati sedikit. 

❤️Bintangku hari ini
Alhamdulillah bintangku hari ini ⭐⭐⭐⭐⭐, semoga dengan ini aku tidak cepat merasa puas dan justru harus lebih baik lagi, bismillah. 




Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike-14
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...