Langsung ke konten utama

Bersepeda ke Rumah Nenek

Zona 3 

Cerdas Emosi dan Spiritual

Hari ke 9 

Bersepeda ke Rumah Nenek


🌸 Rencana 
Malam hari sebelum tidur aku sudah membuat rencana esok hari yaitu hari ini untuk pergi bersepeda ke rumah nenek. 
Jaraknya sekitar 1km dari tempat tinggal kami sekarang. Suami dan anak-anakku pun menyambut baik Rencanaku dan tampak bersemangat. 
❤️ Planner : Ummi
❤️ Penanggung Jawab : Abi
❤️ Peserta : Kaka Qonita & Maryam 

📆 Hari : Jumat, 06 November 2020
⏲️ Pukul : Sekitar pukul 10.00
🌄 Tempat : dari rumah ke rumah Nenek

🚲Perlengkapan 
√ Sepeda roda empat 
√ Balance Bike 

🌸Aktual dan Kendala



Delay, ya itulah kesan pertama saat kami akan melakukan fampro hari ini. Tadinya kupikir kami bisa mulai bersepeda sejak pagi sekali agar udara masih tampak sejuk. Namun, ternyata si Kaka bangun siang sekali ditambah dengan drama saat mandi dan makan membuat alasan mengapa kami bisa delay dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya. 

Alhamdulillah, saat pekerjaan domestik telah selesai kami kerjakan dan anak-anak sudah rapi dan selesai dengan makan paginya kami pun segera bersiap. 

Anak-anak terlihat antusias dan bersemangat. Memakai sepeda roda empat untuk si Kaka. Melatih keberanian dan fisik motorik nya dengan belajar menggowes sepeda di jalanan komplek sendiri tentu dengan dampingan Abinya. 

Awalnya si Kakak enggan, karena ia merasa takut dan kurang percaya diri. Sejak memiliki sepeda ukuran 16inch jnj memang ia belum pernah kami ajak bermajn sepeda di luar. Kami hanya bermain sepeda di dalam rumah dan si Kaka memang masih merasa takut menggunakannya. Malah terkadang ia menjerit ketakutan saat kami berusaha membujuknya menaiki sepedanya. Ia malah lebih suka bermain sepeda adiknya. Untuk itulah rencana kami hari ini yang paling utama untuk si Kaka adalah melatih keberanian nya. Dan ternyata ia pun bjsa menggowes sepedanya sendiri asalkan tetap dengan dipegangi bagian punggungnya oleh Abinya atau aku. Meski cuaca cerah dan lumayan panas karena matahari sedang meninggi di atas kepala, ia pun tak kenal lelah berusaha mengayuh sepeda, hanya saja tangannya belum terbiasa memanuver stang sepeda sehingga masih harus teeus didampingi dan diarahkan. Tapi tak apa, untuk usahanya yang tak kenal lelah si tengah terik matahari yang menyengat, dan wajah yang sudah memerah ia terua berusaha agar sampai ke rumah neneknya dengan sepedanya. 

Tak jauh beda dengan Kaka nya, Maryam pun bersemangat mengendarai balance bike nya. Kali ini akulah yang mendampingi. Dengan diawali bismillah akupun memberinya semangat untuk terus berjalan dengan balance bike nya. Target awalku sama, membuatnya berani mengendarai sepedanya. Dan ketika kaki-kaki kecilnya berjalan dengan balance bike yang dikendarainya ia tampak senang, meskipun beberapa kali ia tersungkur jatuh atau belum bisa melewati polisi tidur atau jalanan yang menanjak. Lucu ! Ya, kesan itulah yang pertama kulihat saat membersamai anak 17bulan itu. Terkadang langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu yang menarik perhatian nya sepertj kucing, bunga atau apapun. Sepanjang jalan ia pun terus mengoceh dengan kata-kata khas bayi nya. MasyaaAllah. Setelah kulihat ia tampak lelah, wajahnya memerah karena kepanasan. Kami pun merubah balance bike nya menjadi sepeda roda tiga yang dia bisa mendudukinya dengan santai sejenak sambil kudorong sepedanya. Dan ketina aku lelah mendorong, ku ubah kembalj sepedanya menjadi balance bike. 
Hingga akhirnya aku pun tak tega dan meminta Abinya menggendongnya sampai rumah Nenek karena kulihat ia sangat kelelahan neskipun semangatnya masih menggebu terbukti dengan ia yang berkata "agii...agii" saat sepedanya terhenti, yang berarti "lagi". 
Namun aku tak tega dan akhirnya Abi dan Maryam pun berjalan duluan dengan Maryam digendong dan sepedanya dijinjing. Sementara aku giliran yang membersamai si Kaka hingga tiba di rumah Nenek. 

🌸 Refleksi 

√ Seharusnya bisa lebih pagi lagi agar udara masih sejuk sehingga panas matahari tidak terlalu menyengat 
√ Latihan keberanian dengan terus memberi motivasi dan semangat Alhamdulillah berhasil sedikit demi sedikit
√ Latihan fisik motori dan kekuatan otot kaki pun berhasil sedikit demi sedikit
√ Anak-anak masih perlu latihan fokus agar ketika bersepeda dan atau melakukan sesuatu fokusnya bisa lebih baik lagi

Tapi, over all Alhamdulillah semua fampro kali ini berjalan dengan baik dengan kerja sama yang baik pula. Good Job . Terima kasih suamiku dan anak-anakku. 

🌸Capaian Keberhasilan 
Alhamdulillah capaian keberhasilan hari ini adalah 95% yeay.  



#harike9
#tantangan15hari
#zona3cerdasemosidanspiritual
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#familyproject
#sahabatterbaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...