Langsung ke konten utama

Belajar Menulis

 Zona 3 

Cerdas Emosi dan Spiritual 

Hari ke 5 

Belajar Menulis


🌸Rencana 

Alhamdulillah hari ini kami pulang ke rumah setelah 2 hari mengunjungi Nenek. 
Meskipun memang tidak terlalu jauh dan memakanwaktu, tetap saja perjalanan dari rumah Nenek kembali ke rumah membuat badan rasanya lelah, sehingga siang hari hingga sore kami habiskan waktu untuk beristirahat. Dan baru memulai Project selepas isya. Awalnya aku berencana melakukan read aloud dengan membiarkan anak-anak memilih bukunya sendiri sebelum tidur. Namun saat kuminta memilih buku di lemari buku, Kaka Qonita malah mengambil buku latihan menulis bukan buku bacaan. Jadilah kami berubah haluan dari fampro membaca buku bersama menjadi belajar menulis. 

❤️ Planner : Kaka Qonita
❤️ Pelaksana : Kaka Qonita 
❤️ Teman Belajar : Ummi & Maryam 

📆 Hari : Senin, 02 November 2020
⏲️ Pukul : Selepas Isya
🌄 Tempat : di Kamar tidur 

📕Perlengkapan 
√ Meja Belajar 
√ Buku wipe & clean
√ Spidol 

🌸Aktual & Kendala 



Karena yang memilih rencana Kaka Qonita sendiri, maka ia tentu saja antusias dan bersemangat melakukan proses belajar kali ini. Awalnya situasi kondusif, dimulai dengan bismillah  ia mulai belajar menulis dengan menghubungkan titik-titik yang ada di buku, mencoba memuat huruf A kecil. Ekspektasi ku tak banyak sebenarnya, ia bisa belajar memegang alat tulis (spidol) dengan benar dan nyaman pun itu sudah hal yang baik untuknya. Sementara itu , huruf yang berhasil ia tulis dengan tangannya adalah bonus pencapaiannya. Alhamdulillah lancar di huruf A namun tiba-tiba si kecil Maryam pun ingin turut serta menulis dengan Kaka nya. Ia mencoba merebut spidol dan buku Kaka nya. 
Dan terjadilah keributan antara Kaka beradik yang memperebutkan buku dan alat tulisnya. 
Ku coba mengalihkan Maryam dengan buku lain namun ia enggan, dan berujung menangis. Dan beruntung masih ada stok spidol wipe & clean di lemari, segera kuminta Abinya mengambilkan sementara aku mencoba menenangkan Maryam dan memintanya menunggu Abinya mengambilkan spidol dan buku untuknya. 
Alhamdulillah, Maryam pun teralihkan dengan spidol dan bukunya sendiri. Namun situasi sudah tidak kondusif lagi untuk belajar, si Kaka juga jadi lebih tertarik ke spidol yang Maryam pakai. Karena warnanya memang berbeda, yang Maryam berwarna hitam dan masih ada penghapusnya sementara yang Kaka berwarna biru dan sudah hilang penghapusnya. 
Beberapa saat kucoba kembali mengambil fokus belajar Kaka Qonita dengan bercerita bahwa akupun dahulu sama, pernah belajar menulis huruf-huruf seperti yang ia lakukan sekarang. Ia mendengarkan dan terlihat bersemangat menyimak. Lalu kucoba alihkan lagi agar ia kembali belajar memegang spidol namun kali ini dengan bantuan alat bantu menulis yang di pasang di bagian bawah spidol. Akan tetapi tetap saja si Kaka sudah kehilangan fokus dan malah main-main. Seharusnya memang ia belajar menulis huruf B kecil dengan menyambungkan titik-titik yang ada tapi ia memilih huruf C kecil dahulu. Dan aku pun membiarkannya memilih mana saja yang ia mau coba belajar tulis. Sampai pada akhirnya ku tanya kembali. 
"Kaka, udahan belajarnya? " 
"Iya Mi, udahan aja." Aku pun memintanya mengucap Hamdallah dan membereskan buku-bukunya alat tulisnya. 
Baiklah, Alhamdulillah done hari ini meskipun banyak drama tapi tak apa kami pun mengapresiasi proses belajar mereka. 

🌸 Refleksi 
  1. Memilih kegiatan yang anak pilih sendiri akan membuatnya lebih antusias dan bersemangat
  2. Pentingnya mengkondisikan situasi dan keadaan agar lebih kondusif ketika proses belajar 
  3. Mencoba mempersiapkan perlengkapan yang sama antara Kakak-adik agar tak terjadi keributan berebut saat proses belajar 
  4. Pentingnya apresiasi sekecil apapun atas usaha anak dalam proses belajarnya agar ia terus termotivasi belajar

🌸 Capaian Keberhasilan
Alhamdulillah pencapaian keberhasilan fampro hari ini adalah 80% , semoga besok bisa lebih baik lagi.




#harike5
#tantangan15hari
#zona3cerdasemosidanspiritual
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#familyproject

#sahabatterbaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Pantulan Warna Zona 4

Alhamdulillah, 15 hari berlalu dengan semua kegiatan yang dilalui bersama. Bukan hal yang tak biasa sebenarnya kita berkegiatan di 15 hari ini, karena sebenarnya setiap hari pun kamu selalu bertanya,  "Ummi, habis ini kita ngapain? Ummi kita belajar yuk!" Ya, biasanya kalimat itulah yang keluar dari sosok kamu yang sudah mulai memiliki habbit tersendiri setiap harinya. MasyaaAllah, tanpa Ummi sadari ternyata kamu memang sedang banyak bertumbuh dan berkembang dengan segala kecerdasan yang kamu miliki. Membuat Ummi menjadi sosok yang harus terpaksa kreatif dalam membersamaimu dengan berbagai kegiatan yang bukan hanya sebagai pengisi waktu saja. Namun, banyak tujuan di dalamnya.  Dimulai dengan rasa ingin memulai belajar dan berkegiatan, rasa ingin tahu dan berusaha menaklukan setiap proses belajar. Disana Ummi pun banyak belajar, jika saja kamu adalah sosok kecil yang selalu bersemangat untuk belajar dari hari ke hari dari waktu ke waktu mengapa Ummi sebagai sosok dewasa tak bi...