Langsung ke konten utama

Jalan Berdua

Zona 3

Cerdas Emosi dan Spiritual

Hari ke 10 

Jalan Berdua


🌸 Sejak beberapa hari yang lalu suami sudah wanti-wanti bahwa hari Sabtu doi ingin mengajakku menemaninya membeli sesuatu, titipan dari bos kerja nya. Dan sudah dari beberapa hari sebelumnya pun ia sudah merencanakan agar anak-anak tak turut serta dalam agenda hari Sabtu ini. Aku yang awalnya ragu karena harus pergi tanpa anak-anak berusaha ia yakinkan bahwa ia sudah bilang pada Mamahku untuk menitipkan anak beberapa waktu dan ia bilang Mamahku sudah setuju dan mengizinkan. Hari ini pun tiba. 

❤️ Planner : Abi 
❤️ Pimpinan Project : Abi
❤️ Support System : Nenek
❤️ Pelaksana : Abi & Ummi 

📆 Hari : Sabtu, 07 November 2020
⏲️ Pukul : Sekitar pukul 10.00
🛵 Rencana Perjalanan : dari Margaasih ke Cililin- Cihampelas- Citapen - Cimahi - Margaasih

🌸Aktual dan Kendala 

Seperti rencana sebelumnya, sejak pagi suamiku sudah mengingatkan agar nanti agak siang kita akan pergi. Aku sebenarnya masih ragu meninggalkan anak-anak. Tapi kupikir tidak ada salahnya sekali-kali aku pergi hanya berdua dengan suami lagipula perginya pun tak akan lama. Sekalian refreshing untukku yang selama ini hanya berkecimpung di rumah saja. Aku pun meminta izin dan meminta tolong pada Mamahku secara langsung karena kebetulan kami memang sedang menginap di rumah Mamah. 
Mamahku pun hanya berpesan agar tak lama karena khawatir hujan.
Alhamdulillah, si kecil Maryam aku tidurkan dahulu karena memang g jadwal tidur siangnya lalu perlahan ku lepas ASI nya. Dan sekarang tinggal Kaka nya yang tentu saja tak mudah hanya mengajaknya tidur siang. Aku pesimis dia pasti tak mau ditinggal karena sejak tadi ia memang sedikit rewel yang ternyata ia ingin makanan (cemilan). Abi nya pun segera keluar rumah dan membeli es krim kesukaan anak-anak. Dan tanpa kuduga saat kami berpamitan padanya ,ia pun mempersilahkan dengan baik dan tanpa menangis dan ia malah fokus pada eskrimnya. Alhamdulillah. 
Kami pun pergi berdua, ya seperti rencana sebelumnya. Hanya berdua. Meskipun tak seperti orang lain yang pergi berdua untuk sekedar main atau pacaran saja, tapi aku sudah bahagia bisa refreshing setitik saja .
Kami pergi sekitar pukul 10.30, delay dari rencana karena harus mengkondisikan situasi terlebih dahulu. 
Sepanjang perjalanan aku pun bawel, seperti biasa berbicara ini itu. Dan aku pun bertanya pada suamiku yang hanya fokus berkendara motor . 
"Bi, kamu kok ga romantis sih di motor" kataku kemudian. 
"Hemm aku lagi fokus bawa motor" katanya simple. Hemm baiklah, padahal ekspektasi ku sebenarnya ia bakalan romantis-romantisan gitu di motor mumpung hanya berdua saja, nyatanya tak begitu. 
Sampai di tempat tujuan kami pun memiliki dan membeli barang titipan itu untuk bos nya suamiku. Aku menunjuk ini dan itu merekomendasikan apa saja yang bisa dibeli untuk bos nya itu karena suamiku memang meminta pendapat ku. Dan ternyata saat ku rekomendasikan ada saja alasannya. Aku pun mulai badmood, mengapa harus meminta rekomendasi ku kalau nantinya tak di dengar pula. Dan sejak awal pula ia hanya fokus membeli barang untuk bos nya sementara aku hanya menonton tak ditanya "mau apa". 
Baru setelah selesai ia ingat masih ada aku disitu. 
Baiklah akupun sudah badmood apalagi sejak di perjalanan tadi kepalaku memang pusing karena macet, dan sedang panas-panasnya matahari di atas kepala. Ditambah aku pun ingin BAK dan sejak tadi mencoba menahannya. Jadi yang ada d pikiranku adalah aku ingin cepat pulang. 
Dan saat ditanya apa yang kumau aku hanya bilang "terserah". Ia pun membelikan sekehendak hatinya tanpa aku yang memilih. 
Perjalanan pulang sunyi, tak ada kebawelannya atau ocehanku seperti saat pergi tadi. Aku sudah terlanjur badmood, aku berusaha cooling down diri sendiri dengan diam saja terlebih dahulu daripada aku harus mengomel atau marah-marah. Aku berusaha meredam rasa kecewaku karena "Jalan berdua" yang ku ekspektasi-kan jauh dari kenyatannya. 

🌸Refleksi 
  1. Seharusnya sebelum pergi kami berdiskusi dahulu apa saja yang direncanakan suami dan apa saja keinginanku
  2. Mengambil waktu yang lebih pagi tentu bisa lebih menghindari kemacetan dan udara yang terlalu panas menyengat
  3. Aku harus lebih baik menguasai diri ketika ekspektasi tak sesuai dengan kenyataan
  4. Berusaha berdamai dengan diri dan memaafkan 

🌸 Capaian Keberhasilan 
Untuk persentase hari ini , keberhasilan nya adalah 75%. Alhamdulillah tidak terlalu buruk dan juga tidak terlalu bagus. 



#harike10
#tantangan15hari
#zona3cerdasemosidanspiritual
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#familyproject
#sahabatterbaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...