Langsung ke konten utama

Hari 8 #Kepompong



Alhamdulillah hasil antigen Abi kemarin negatif, itu artinya hari ini beliau jadi berangkat untum safehouse ke Jakarta sebelum Selasa nanti on duty ke tempat kerjanya. 

Siang menjelang sore beliau berangkat. Setelah sebelumnya ku beri penjelasan kepada anak-anak bahwa Abinya harus kembali bekerja setelah beberapa bulan off. Anak-anak awalnya mengerti dan menyetujui Abinya pergi tapi tak disangka saat waktunya tiba berangkat Maryam sedikit memelas untuk tetap ditemani Abinya saat sedang belajar mewarnai gambar. 

Kami kembali perlahan memberi penjelasan dan meminta persetujuannya agar Abinya bisa berangkat. Memang sulit bagi anak-anak ketika melepas Abinya kembali pergi bekerja, karena bisa dibilang off kali ini lama sekali. Yang biasanya hanya sekitar 2-3 Minggu ini sudah 2 bulan lebih hampir 3 bulan. Otomatis mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Abinya. 

Alhamdulillah setelah beberapa kali dibujuk akhirnya kepergian Abi direstui juga oleh kedua anaknya. 

Disisi lain aku pun menyiapkan diri dengan sebuah resiko. Ya, resiko menjadi istri beliau ya harus mandiri kembali. Sebagai satu-satunya orang dewasa di rumah yang berperan sebagai ibu, sebagai ayah, sebagai pekerja rumah tangga, guru, kepsek, teman belajar dan bermain anak dan yang lainnya. 

Oke, aku harus siap untuk iitu. Dan ternyata tak mudah melakukan pembiasaan kedisiplinan anak-anak yang selama ini longgar. Alhasil kontes suara sang emak yang sudah beberapa waktu tak hadir pun saat ini hadir. 

Aku bawel dan mungkin banyak menegur dan tegas tentang ini. Masih banyak drama kumbara anak-anak pada prosesnya. Akupun menjadi gemas sendiri. Dan runtuh latihanku hari ini. Mudah-mudahan besok anak- anak bisa lebih terbiasa untuk tak selalu dimanja, karena ketika ada Abinya mereka selalu dimanja. 

Hari ini kusematkan badge satisfactory saja pada diriku yang belum berhasil tak marah hari ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...