Hari ketiga berpuasa, kuputuskan hari ini untuk pulang ke kontrakan. Selain karena merasa tak enak lama-lama di rumah orang tua aku berharap juga di kontrakan setidaknya value dan habit bisa kembali dijalankan pelan-pelan.
Siang sebelum dzuhur, kucoba ajak anak-anak pulang. Maryam sih oke tanpa penolakan malah dengan sigap bersiap. Tapi berbeda dengan kakaknya, yang saat itu sedang menonton tv. Inilah sebabnya aku ingin segera pulang karena di rumah neneknya ia bisa bebas menonton tv sulit dilarang. Ia pun menolak pulang dan rewel. Fiuuh okee kucoba menarik nafas, mengambil jeda, dan mencoba membujuk kakak dengan baiik-baik dan penuh perhatian.
Alhamdulillah beberapa saat ia pun luluh tanpa rewel lagi, mission completed untuk siang ini.
Kupikir tak akan ada lagi kejadian yang menuntutku untuk bijak kelola emosi. Ohhh ternyata tak begitu saja, malam hari saat seharusnya mereka tidur, mereka malah bermain dengan riang dan aktif sekali di kasur tempat tidur, lompat-lompatan, perosotan-perosotan hingga mereka akur terawa dan teriak-teriak.
Baik, kucoba biarkan saja dulu. Aku cuma mengingatkan agar jangan teriak-teriak dan terlalu berisik takut mengganggu tetangga. Dan, sudah kuduga beberapa saat setelahnya terjadilah insiden pertengkaran mereka berdua, dari hal-hal yang spele mungkin menurutku tapi menurut mereka itu hal yang luar biasa malah hingga adiknya berujung menangis.
Woo, tak bisa diingatkan dengan lemah lembut karena ternyata mereka pun sulit diam. Akhirnya pertahanan yang kucoba bangun sejak tadi runtuh juga.
Komentar
Posting Komentar