Langsung ke konten utama

Berawal dari Obsesi



Berawal dari bacaan buku tebal berjudul 5cm karya Dhony Dirgantoro beberapa tahun yang lalu yang juga film nya sudah beredar luas di Indonesia, naluri imaginasiku memuncak. Aku ingin jadi salah satu diantara para tokoh dalam novel itu. Maksudnya bukan untuk menjadi mereka tapi untuk bisa merasakan euforia adventure mereka. Aku suka sesuatu yang menantang hehe walaupun aku  tak tahu apa aku bisa beradventure dengan tantangan yang luar biasa seperti cerita di novel itu. Yang jelas obsesiku memuncak di tahun 2014 ini, ingin bisa pergi mendaki gunung seperti para tokoh di novel 5cm, meski bukan ke Gunung Semeru.

Obsesi itu akhirnya terungkapkan pada salah satu teman SD-ku, namanya Rian. Awalnya hanya iseng cerita-cerita yang akhirnya jadi rencana. Ya, kita susun rencana untuk menyampaikan hasrat mendakiku itu. Tujuan kita sebenarnya tak muluk-muluk untuk pergi jauh ke gunung semeru sana, karena disamping aku adalah pemula juga karena untuk kesana membutuhkan waktu dan persiapan yang lebih banyak.

Singkat cerita akhirnya rundown acara kami susun dengan target kita adalah Gunung Burangrang 2050 mdpl. Awalnya itu rencana sekalian dengan acara reuni teman-teman SD, tapi karena tak ada yang berantusias ikut, maka kami buka acara untuk umum. Rian ajak temannya dan aku juga ajak teman kerjaku.  

15 November 2014,

Kami memulai perjalanan adventure, beranggotakan Aku, Rian, Yuli, Isma, Citra, Oki, Ali, dan Deni. Dengan start awal perjalanan memakai angkot sewaan, perjalanan kami dimulai sampai ke jalan depan Komando. Mungkin sekitar jam 9an, kami baru tiba di komando. Setelah persiapan dan pengecekan ulang berbagai peralatan dan barang-barang, kami berembuk untuk berkenalan karena memang satu sama lain ada yang belum mengenal.

Ada Rian, dia adalah teman SD-ku juga bisa dibilang tetangga karena rumah kita tak terlalu jauh. Dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan di Cimareme dan sedang menuntut ilmu juga di sebuah universitas. Kebetulan dia membawa seorang teman, namanya Oky. Oky adalah teman sekampusnya Rian, yang ternyata dia itu temannya temanku juga. (dunia ini sempit, ya ). Oki juga bekerja di salah satu perusahaan BUMN di daerah Bandung.
Ada juga Ali, dia teman se SMP-ku yang sekarang juga jadi teman satu perusahaan denganku di bagian Enginering, ada juga Deni temanku juga yang satu bagian dengan Ali. Seorang perantau asal Kuningan.

Lalu ada Yuli, dia teman kerjaku juga yang satu bagian denganku, membawa adik yang bernama Isma. Isma mungkin termasuk anggota termuda disini. Ada lagi Citra teman kerjaku juga, yang tinggal di daerah Cipatat Padalarang. Fix, 4 orang lelaki, dan 4 orang perempuan.

Well, itulah anggota pendaki yang siap mendaki dan beradventure bersama. Mungkin aku sudah mengenal semuanya kecuali Oky,jadi sedikitnya telah mengenal berbagai karakter mereka. Tapi bagi yang lain mungkin masih butuh penyesuaian karena ada yang memang baru kenal hari ini, namun berharap perkenalan singkat tadi bukan jadi halangan untuk kita lebih akrab saat di perjalanan nanti maupun setelah ini dan berharap ini adalah awal dari persahabatan kita bukan untuk saat ini saja.

Setelah berdoa bersama berharap kelancaran dan dimudahkan perjalanan dan kegiatan kami, akhirnya kami memulai perjalanan yang sesungguhnya. Perjalanan mendaki menuju puncak gunung burangrang.***

To be continue yaa  :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...

Sahabat

Sahabat, Kadang aku terenyuh dengan kata sahabat, bukan karena aku miliki banyak sahabat atau aku punya sahabat yang begitu istimewa. Namun aku terenyuh dengan kata sahabat karena berbagai pengalaman yang aku temui dengan sosok bersama sahabat. Betapa tidak, banyak hal yang aku alami dengan banyak sahabat yang berbeda pula. Dari mulai aku beranjak di sekolah dasar hingga saat ini. Dengan berbagai cerita yang tak hentinya menuai pengalaman menarik untuk diingat bahkan menarik pula untuk segera dilupakan. Saat ini aku mengenal seseorang, tak perlu lah aku katakan siapa dia. Entah bisa aku bilang dia sahabat, teman, atau mungkin rekan kerja. Sebutan yang sebetulnya tak perlu pula aku pikirkan. Yang ku tahu bahwa kita berteman, itu saja. Uniknya, ini adalah pengalaman baruku bertemu dengan seorang teman yang “berbeda” denganku. Banyak hal yang berbeda diantara kita, bahkan urusan keyakinan. Tapi banyak pula kesamaan pandangan global bahkan untuk hal yang detail yang sebetuln...