April 2016
Berbagai tanya menyembul berderet tak karuan seperti kawanan semut yang tak sengaja tersentuh.
Benarkah pilihan ini? Mengapa ? Bagaimana ? Bisakah ? Siap-kah ? Dan berderet tanya yang tak usai dalam waktu sekejap mata.
Rasa bergejolak itu perlahan berubah menjadi rasa harap. Tentu saja harap yang sebaik-baik harap adalah kepada Allah. Berharap berbagai pilihan yang kubuat dengan melibatkanNya dalam setiap keputusan adalah hal terbaik dalam pilihan hidupku.
Aku tak tahu bagaimana dia nanti saat bersamaku. Aku tak tahu bagaimana nanti menjalani kehidupan berdua dengan terpisah jarak dan waktu karena memutuskan untuk hidup dengannya adalah berarti aku menerima konsekuensi apapun itu. Mengenalnya dalam bingkai taaruf singkat cukup membuatku berhusnuzhan apapun yang terjadi setelah ini adalah pilihan yang kubuat tanpa sedikitpun lupa untuk tetap melibatkanNya dalam.setiap doa-doa.
Siapapun ia yang telah dengan berani berijab qobul dengan waliku insyaaAllah akan menjadi pembersama hidupku untuk menggapai ridho Allah.
3 pekan lalu saat melepasnya pergi adalah hal terberat dibandingkan melepas ia pergi di hari-hari sebelumnya. Mungkin karena Di tengah pandemi yang sedang berlamgsung namun tetap.harus menjalankan sebuah pekerjaan ke0 daerah zona merah membuatku ragu untuk melepasnya. kucoba memberanikan diri untuk.tetap mendukungnya, bukan mendukunh untuk pergitapi mendukung bahwa ada Allah yang selalu jadi sebaik-baik pelindung dan.penjaga dimanapun kapanpun. Kalaupun.memang harus pergi, kita hanya bisa ikhtiar lahiriah dengan.berbagai.hal yang kita bisa dan.tetap.berserah hanya kepada Allah. Kusembunyikan dengan.halus rasa keberatan mrlihatnya pergi menjauh dalam.keremangan malam dari.balik.jendela rumah. Yes, berhasil. Ya, saat itu aku berhasil, berhasil menahan tetesan yang jatuh dari kelopak mataku di depannya tapi langsung menyembul deras saat sosoknya sudah tak nampak dalam pandanganku. Lebay mungkin ah aku tak peduli.
kita bukan tipe si romantis dan si puitis. Jangankan untuk mengingat tanggal pernikahan mungkin, padahal bulan april ini tepat 4 tahun, tapi kita memang tak pernah merayakan apapun..
Lalu bagaimana dengan aku ? Aku pun tak pernh berucap.rindu, kangen dan kata-kata lainnya. Lagi-lagi akulah si gengsi yang tak mau mengucapkan hal itu. Tapi sebenarnya kalau7lah dia peka, jika chat dia dibalas dengan kata-kata singkat atau hanya di read atau bahkan aku sudah ada nada uring-uringan maka disitulah aku ingin menunjukan woyy aku kangen kamu woyy. Hanya saja, mungkin dia bukan cenayang yang selalu mengerti apa arti sebuah kode. Ah sudahlah. Mungkin aku yang harus belaja lebih berani berucap.
Berbagai harapan dan doa muncul di April 2020, semoga saja kita bisa dipertemukan kembali dalam waktu dekat dengan keadaan yang sehat, selamat dan aman seperti biasanya. Semoga kita dipertemukan kembali di bulan ramadhan tahun ini dengan cerita yang lebih baik dari ramadhan sebelumnya. Aku tahu ia berjuang disana pun untuk kita disini, kita sama-sama berjuang dengan peran masing-masing dengam.jarak dan waktu yang berbeda. Semoga kita bisa menjadi.sebaik-baik istri dan suami yang saling melengkapi satu sama lain, waktu 4 tahun yang berlalu mudah-mudahan jadi pembelajaran yang bukan untuk berhenti disini namun tetap menjadi oembelajar sampai kapanpun. Yang salah dikoreksi, yang benar dipertahankan dan yang belum tercapai semoga tercapai. Semoga kita juga senantiasa menjadi sebaik-baik orang tua untuk anak-anak kita.
Dengan tujuan utama ridho Allah dan jannahNya. aamiin .
Fitriani Sari
18 April 2020
#PejuangLDM
Komentar
Posting Komentar