Langsung ke konten utama

Scissor Skills

Zona 4 

Gaya Belajar & Stimulasi Kreativitas

Hari ke 2 

Scissor Skills



Hari ke 2 ini kami masih menginap di rumah Nenek, jadi kami mencoba belajar dengan alat-alat sederhana yang ada disini. Dan inilah kegiatan kami. 

☘️Aktivitas Hari Ini :
Scissor Skills 

☘️Proses kreativitas
Menggunting pola pada kertas

☘️Tujuan Belajar
• IC (Intelectual Curiosity)
Bagaimana melatih kordinasi tangan dan mata agar dapat menggunting sesuai pola dan apa yang terjadi setelah pola digunting. 
Mengenal nama-nama polanya (garis lurus, zig-zag dan gelombang)

• CI (Creative Imagination)
Memilih urutan pola yang akan digunting sesuai keinginan dan membiarkannya menggunting dari arah yang ia sukai 

• AD (Art of Discovery & Invention)
Menamai kertas yang sudah digunting sesuai pola dengan imaginasinya sendiri seperti kertas hasil potongan zig-zag dinamai rumput. Lalu menggunakan kertas-kertas hasil potongan untuk bermain bersama adik.

• NA (Noble Attitude)
Mengawali kegiatan dengan Bismillah dan mengakhirinya dengan Alhamdulillah. Mengajak bersyukur atas nikmat Allah berupa tangan yang bisa mengerjakan berbagai hal termasuk kegiatan scissor Skills ini. Mencoba menyebutkan kegiatan apa saja yang dilakukan dengan tangan kanan dan apa saja yang dilakukan oleh tangan kiri. 


☘️ Refleksi
Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar. Ia memang tertarik dengan gunting namun dan kali ini aku mengajaknya belajar menggunting sesuai pola. Awalnya kukira dia tak akan excited ternyata Alhamdulillah ia mengikuti kegiatan ini dari awal sampai akhir dengan semangat. Pola garis lurus ia pilih pertama kali dan lancar meski belum sepenuhnya tapi, dan 2 pola setelahnya ia lakukan dengan penuh kehati-hatian dan sedikit terlihat kesulitan namun ia bisa menyelesaikannya. Dengan perasaan senang dan bangga ia pun membawa hasil guntingannya kepada Neneknya. "Nenek, lihat aku belajar menggunting !", serunya saat usai belajar. 
Tak lupa di akhir aku memberikan dialog iman tentang siapa yang menciptakan tangan sehingga bisa berkegiatan seperti menggunting dan lain-lain. Dan pentingnya bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan. 

#harike2
#tantangan15hari
#zona4gayabelajarstimulasikreativitas
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...