Langsung ke konten utama

Membuat Puding Oreo

Zona 3 

Cerdas Emosi & Spiritual 

 Hari ke 4 

Membuat Puding Oreo


🌸 Rencana 
"Membuat Puding Oreo"

❤️Planner : Ummi
❤️Penanggung jawab : Abi
❤️Pelaksana : Kaka Qonita & Ummi
❤️Logistik : Abi

📆 Hari : Ahad, 01 November 2020
⏲️ Pukul : Selepas Ashar
🌄 Tempat : di Rumah Nenek

💳 Logistik
√ Agar-agar putih
√  Air
√ Gula Pasir
√ SKM
√ Kuning Telur
√ Oreo 


🌸 Aktual dan Kendala 


Alhamdulillah meskipun dadakan, rencana kali ini berjalan lancar. Dimulai dengan berdiskusi pendek dengan suami yang akhirnya menyetujui plan fampro hari ini. Mencoba mendiskusikan dengan Kaka Qonita dan gercep juga suamiku mencari bahan-bahan yang diperlukan di warung sekitar rumah nenek. 
Awalnya aku sempat ragu takut bahan yang diperlukan tak tersedia di warung dekat rumah karena memang untuk ke pasar atau ke toko-toko yang lain dari sini lumayan jauh.

Abi nya pun mencoba keluar bersama Kaka Qonita membeli bahan yang telah kuberi tahu sebelumnya. Alhamdulillah ternyata bahan-bahan yang diperlukan tersedia dan itu artinya plan Will start. 
Aku mengajak Kaka Qonita ke dapur sementara Maryam dikondisikan dengan Abinya. 
Memulai dengan bismillah dan kami pun mulai beraksi, pertama-tama ku biarkan Kaka Qonita menuang air beberapa gelas ke dalam panci lalu mengarahkannya untuk menggunting kemasan agar-agar dan menuangkannya ke dalam panci berisi air, dan aku yang memasaknya di atas kompor. 
Sejak proses awal Kaka Qonita terlihat antusias dan bersemangat sekali apalagi actionnya kali ini ditemani oleh sepupu-sepupunya. Membuatnya tampak lebih antusias dan bersemangat.

Terakhir, kuminta ia membuka kemasan Oreo dan memotongnya kecil-keciil lalu ditabur di atas wadah untuk puding seemntara agar masih ku masak di atas kompor. Alhamdulillah semuanya dilakukan dengan senang dan Kaka Qonita sangat menikmatinya. 
Ketika puding sudah siap disantap, tak lupa ku arahkan Ia untuk berbagi makanan dengan saudara sepupunya. Alhamdulillah fampro berjalan sesuai rencana.

🌸 Refleksi 
  1. Alhamdulillah kami semua yang terlibat didalamnya merasa senang dan menikmatinya. 
  2. Perlu pengawasan dan pendampingan saat anak berkegiatan dengan alat atau benda tajam (gunting) 
  3. Mengarahkan dengan bahasa dan gesture tubuh membuat apa yang ingin disampaikan tersampaknyadengan baik, Alhamdulillah 
🌸Capaian Keberhasilan


Alhamdulillah kami semua merasa senang dan bersemangat.100% adalah apresiasi keberhasilan kali ini. MasyaaAllah Alhamdulillah. 

#harike4
#tantangan15hari
#zona3cerdasemosidanspiritual
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#familyproject
#sahabatterbaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...