Langsung ke konten utama

Bermain Hijaiyah

Zona 3

Cerdas Emosi dan Spiritual

Hari ke 7 

Bermain Hijaiyah


🌸 Rencana 
Hari ini akhirnya berencana mengajak Kaka Qonita bermain sambil belajar iqro. Karena kebetulan buku iqro pesanan sekaligus buku jualanku baru tiba.
 
❤️Planner : Ummi 
❤️Pelaksana : Kaka Qonita 
❤️ Teman bermain : Ummi & Maryam

📆 Hari : Rabu, 04 November 2020
⏲️ Pukul : Selepas Isya
🌄 Tempat : di rumah

📕 Perlengkapan

√ Meja Belajar
√ Buku iqro
√ Alat tulis

🌸 Aktual dan Kendala


Alhamdulillah proses membaca iqro berjalan lancar, si Kaka memang sudah lulus huruf Alif sampai Tsa,Jadi, saat membaca huruf-huruf ini di permulaan buku ia sudah tampak lancar tanpa kesulitan. Di beberapa halaman buku, selain terdapat bacaan-bacaan iqro juga terdapat permainan yang tujuannya agar anak tambah kuat ingatannya tentang huruf yang ia temui dan baca. 
Selain belajar membaca dan mengenal huruf dan bunyinya, anak juga dilatih menggunakan keterampilan atau kordinasi tangan dan mata, dengan belajar menulis huruf, mencocokan huruf,menyambungkan titik-titik, menggunting dan menempel dan lainnya yang berujung pada penguatan hafalan huruf Hijaiyah. Sayangnya, karena persiapan kurang matang aku mencari-cari pensil tak kunjung menemukannya, terakhir kali yang menyimpan adalah Abinya dan kali ini Abi sedang di kamar mandi. Jadi aku pun terpaksa menggunakan spidol wipe & clean untuk alat tulisnya padahal bukunya bukan buku jenis wipe & clean. 
Tak hanya itu saja, kami pun akhirnya bermain tebak-tebakan bunyi huruf Hijaiyah dengan flash card yang terdapat pada paket bukunya. Namun, ketika sedang asyik bermain tiba-tiba perutku rasanya mulas dan ingin ke toilet. Aku pun segera pergi ke toilet meninggalkan proses belajar dan bermain yang sedang berlangsung. Tak sempat pula aku memberi tahu suami agar ia yang mengambil alih menemani Kakak Qonita belajar. Aku kira ia kan inisiatif mengambil alih tetapi ekspektasi ku salah. Karena ketika selesai dengan hajatku dan keluar toilet semuanya sudah berantakan, ada adik-kakak yang berebut dan situasi menjadi tak kondusif. Sementara Abi nya ternyata malah fokus pada handphone nya. Astagfirullah, sesegera mungkin kucoba kuasai diri. Mencoba berdamai dengan keadaan yang kulihat saat ini agar tak terjadi keributan yang disebabkan olehku. Akhirnya proses belajar dan bermain pun terhenti dengan situasi yang sudah tak beraturan. 

🌸Refleksi 
  1. Alhamdulillah Kaka Qonita terlihat bersemangat dan antusias belajar sekaligus ia penasaran juga dengan buku iqro barunya. 
  2. Pentingnya mempersiapkan segala sesuatu sebelum mulai agar terkondisikan 
  3. Pentingnya komunikasi produktif saat hendak meminga tolong mengambil alih agar situasi tetap terjaga dan terkondisikan dengan baik 

🌸Capaian Keberhasilan

Alhamdulillah pencapaian keberhasilan untuk hari jbi adalaha 80%. Semoga besok lebih baik lagi.dan lebih bersemangat. 



#harike7
#tantangan15hari
#zona3cerdasemosidanspiritual
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
#familyproject
#sahabatterbaik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...