Langsung ke konten utama

Membuat Klepon

Zona 4 

Gaya Belajar & Stimulasi Kreativitas

Hari ke 3 

Membuat Klepon 



☘️Aktivitas Hari Ini 
Cooking time : Membuat Klepon

☘️Proses kreativitas
Membentuk dan mengisi klepon dengan gula merah

☘️Tujuan Belajar
• IC (Intelectual Curiosity)
Anak belajar bagaimana caranya membentuk klepon agar bisa berbentuk seperti bola dan bagaimana caranya memasukkan isian ke dalamnya 

• CI (Creative Imagination)
Membuat bentuk klepon berukuran bulatan kecil dengan isian gula merah yang sesuai dengan ukuran klepon nya

• AD (Art of Discovery & Invention)
Mencelupkan (merebus) klepon buatannya sendiri ke dalam air mendidih dan mencoba mengangkat klepon-klepon yang sudah mengambang (pertanda klepon matang) untuk kemudian dicicipi olehnya

• NA (Noble Attitude)
Mengawali kegiatan dengan Bismillah dan mengakhirinya dengan Alhamdulillah. 


☘️ Refleksi
Alhamdulillah proses pembuatan klepon ini berjalan dengan baik. Anak antusias melakukan step by step pembuatannya dan terlihat penasaran, ingin bisa membuatnya sendiri tanpa bantuan. Meskipun ada beberapa kali yang ia lupa tidak mengisi gula merah ke dalam klepon buatannya tapi ia segera mengoreksi kesalahannya dengan mengisinya kembali. 
Dan setelah membuat beberapa buah klepon ia pun tiba-tiba ingin berhenti karena adiknya mendekatinya dengan membawa berbagai cemilan dari Abahnya. Ia pun meminta izin untuk menyudahi proses pembuatannya dan segera menghampiri adiknya ingin turut serta nyemil bersama. 
Akan tetapi setelah itu ia pun kembali menghampiriku saat proses perebusan klepon, mencoba mencelupkan sendiri dan mengangkat klepon yang sudah matang hingga ia bisa mencicipi sendiri klepon buatannya. Alhamdulillah. 

#harike3
#tantangan15hari
#zona4gayabelajarstimulasikreativitas
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...