Langsung ke konten utama

Mencuci Piring

Hari ke 7 

Melatih Kemandirian Anak

Mencuci Piring

🌷 Temuanku hari ini 

Pagi ini si Kakak seperti biasa, bangun lebih siang dibandingkan adiknya. Adiknya, Maryam sejak subuh tadi sudah bangun dan mandi sedang asyik dengan cemilan kue nya saat Kakaknya mulai menemuiku yang sedang dengan kegiatan perdomestikan. 
Tak lama ia pun meminta ingin mandi, mungkin merasa tak nyaman dirinya sendiri yang belum mandi sementara adiknya sudah mandi dan wangi. 
Aku pun memintanya mandi sendiri karena aku sedang menyelesaikan kegiatan memasak di dapur. Awalnya ia menolak, ingin aku temani. Namun setelah negosiasi akhirnya ia pun menurut dan mandi sendiri, dimulai dengan menggosok gigi, shampo, sabun dan membilasnya sendiri. Aku datang hanya bagian finishing saja, mengoreksi takutnya memang ada yang belum terbiasa air. Alhamdulillah. 
Selang beberapa waktu, semuanya kusiapkan makan. Dan seperti biasa mereka ku ajak makan sendiri-sendiri. Si Kakak makan di karpet bersamaku dan Maryam di booster seat-nya. 
Seperti rencana yang telah aku buat sebelumnya, ketika mulai kembali ke rumah maka aku akan lebih fokus melatih kemandirian si Kakak. Karena memang lebih mudah melatih nya di rumah tanpa ada siapapun kecuali kami bertiga. 

"Terima kasih Ummi udah masakin aku ikan, emm enak" ucapnya sambil makan. Aku pun merasa terenyuh dengan ucapannya, masyaaAllah. Alhamdulillah.
Saat mereka selesai makan, aku pun mencoba mengajaknya. Mengajak tanpa memaksanya tentu saja. 
"Kak, nanti Kakak yang cuci piring bekas makan Kakak ya.. Oke!" Kataku dengan sedikit hati-hati karena takut responnya tak diharapkan. 
"Baik mi.." jawabnya dengan berbinar. 
MasyaaAllah ternyata Alhamdulillah dia mau. 

🌷Strong Why

Karena tak selamanya aku sebagai ibu nya akan membersamainya. Maka ia harus memulai belajar melakukannya sendiri. Minimal melakukan kegiatan untuk dirinya sendiri dimulai dari hal-hal kecil yang ia bisa. 

🌷Strategi Melatih Kemandirian

Aku memulai dengan membuat suasana nyaman untuknya, lalu mulai mengajak tanpa memaksa. Ketika ada respon positif maka aku melanjutkan dengan mengarahkannya sambil memberi contoh dan tentu saja masih dalam pendampingan dan pengawasan. 
Dan karena tinggi wastafel belum bisa ia jangkau, maka aku memintanya naik ke kursi kecilnya. 
Memberi apresiasi berupa pujian dan motivasi saat ia berhasil melakukan kegiatannya dan tidak membuatnya merasa down saat ia melakukan kesalahan atau melakukannya kegiatannya belum tepat. Mengucapkan terima kasih karena telah membantuku serta memberi kesempatan ia untuk belajar dan bertumbuh dengan rasa percaya diri dan senang menjalaninya. 

🌷 Suksesku hari ini

Alhamdulillah, ketika memulai mengajak tanpa memaksa. Melatih tanpa membentak ia sudah memiliki kesadaran sendiri dan senang melakukannya. 
Padahal kegiatan mencuci piring ini baru ia lakukan dan aku arahkan saat makan pagi, aku memulai dengan memberi arahan bagaimana step by step mencuci piring dengan hati-hati dan Alhamdulillah ia langsung memahaminya dan merasa puas ketika telah selesai dengannya. 
"Alhamdulillah Kakak pintar bisa cuci piring sendiri. Terima kasih ya Kak" 
"Sama-sama Ummi", jawabnya dengan sumringah dan bangga.

Dan tanpa disangka, saat selesai makan siang dan makan malam pun ia masih bersemangat untuk kembali mencuci piring bekas ia makan, tak hanya piring bekas ia makan tapi juga gelas dan peralatan makan bekas adiknya pun ia cucikan.
"Ummi, aku mau cuci piring lagi ya.." katanya bersemangat. MasyaaAllah. 

🌷Tantanganku hari ini 

Tantangan yang harus kuhadapi adalah 'menambah cucian baju' hehe bagaimana tidak. Setiap selesai ia mencuci piring, bajunya basah terkena cipratan air dan itu otomatis harus segera diganti. 3 kali mencuci piring setelah makan dalam sehari itu artinya ia juga harus berganti baju 3 kali juga dalam sehari diluar mengganti pakaian setelah mandi pagi dan sore. Baiklah, sepertinya memang aku harus membuat alternatif lain agar bajunya tak basah saat proses mencuci piring. 

🌷Suksesku hari esok 

InsyaaAllah aku akan berusaha melatih kemandirian si Kakak dan si adik dengan perlahan tapi pasti. Memulai dari hal-hal sederhana yang bisa mereka lakukan tanpa harus membuat mereka terpaksa dan tertekan. Dan yang terpenting mereka melakukannya dengan perasaan senang dan bersemangat. 

🌷Perasaanku saat ini Alhamdulillah sangat bahagia melihat perkembangan si Kakak. Dan merasa bersyukur setiap saat bahwa mereka bisa menerima dan kuajak kerja sama dalam hal kemandirian untuk dirinya sendiri. Alhamdulillah MasyaaAllah. Terlepas dari berbagai tantangan di dalamnya, aku harus bisa melewatinya meskipun sedikit demi sedikit. 

🌷Respon si Kakak hari ini Alhamdulillah berbinar dan bersemangat. Semoga semangatnya terus membara ya Kak. Dan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya hari ini. 



Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike7
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 27 #Kepompong