Langsung ke konten utama

Puasa Pekan 1 #Kepompong

 


Sesuai dengan yang sebelumnya ku rencanakan. Pekan pertama aku akan berpuasa scrolling ga jelas termasuk di dalamnya scrolling status orang lain di medsos. Mengapa aku memilih puasa ini? Karena tentu saja ini adalah hal yang mempengaruhi keseharianku. Kadang dengan scrolling tanpa tujuan akan menghabiskan waktu, kuota dan juga memori dalam handphone. Belum lagi jika misalnya dalam scrolling kita menemukan hal-hal yang tidak mengenakkan hati, nanti jatuhnya menjadi over thingking dan lain sebagainya. 

Hal ini juga secara tidak langsung bisa menjadi penyebab mengapa manajemen waktu belum baik. Ya karena ada hal-hal yang sifatnya unfaedah yang kita lakukan sehingga beberapa pekerjaan ditunda untuk dikerjakan alhasil malah menumpuk yang berimbas juga pada kesehatan mental atau emosi. 

Maka puasa scrolling ini kurasa memang layak dijadikan puasa dan ditempatkan di pekan pertama. Karena menurutku ini adalah puasa yang paling mudah akh lakukan. Niat dan tekad yang kuat untuk itu. 

Dengan mengambil indikator sederhana, jika hari itu aku berhasil tidak scrolling ga jelas maka badge ku adalah very good, jika masih ada scrolling sekali maka badge nya adalah excellent, scrolling dua sampai tiga kali maka satisfactory dan jika lebih dari itu maka badge nya need improvement. 

Hari pertama aku memulai dengan niat yang ikhlas dan berharap bisa menjadi sebab lebjb produktif hariku. Tapi ternyata karena masih pembiasaan aku lupa, malah scrolling status wa orang lain. Astagfirullah , tak apa. Kita akan coba lagi setelah jni,  kataku pada diri sendiri.

Ya, aku berusaha memaafkan diri sendiri dan memberi afirmasi positif. 

Hari kedua alhamdulillah aku mulai terbiasa dan very good, tak ada status atau scrolling yang kulakukan Hari ketiga, keempat pun sama alhamdulillah

Kukira aku sudah mulai terbiasa dengan puasa scrolling4 ini dan aku merasakan efeknya. Bisa lebih manfaat hari-hari yang dijalani. Pekerjaan tak banyak yang ditunda dan terbengkalai. 

Eh tapi di hari berikutnya aku kembali lupa malah melihat status wa orang lain. Tantangan yang sering sih ini, karena Kusuka gatel ingin membuka story orang lain. Akupun kembali memaafkan diri sendiri dan mencoba lagi untuk lebih baik. 

Hingga akhirnya akhir pekan datang dan aku bisa sedikit jeda dengan puasaku ini. 

Aku berproses sendiri dan aku hargai proses itu, aku berprogres sendiri dan aku simak juga bagaimana progres itu berpengaruh pada kehidupanku. 

Dan ini ada secuil kata-kata untuk my buddy. Aaah rindu sekali rasanya bercuap-cuap saling sharing ngaler ngidul. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...