Langsung ke konten utama

Read Aloud Hari ke 11 Assalamualaikum Ummu Maktum

Zona 5

Praktek Stimulasi Literasi Baca Tulis dan Literiasi Digital


Kegiatan literasi kali ini sebenarnya sudah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan akan tetapi qodarullah baru bisa dibuat jurnal pada hari ini.

❤️ Project : My book is my day
❤️ Nama : Qonita
❤️ Kelompok Usia : 0-6 tahun

📝 Rencana Project

° Read aloud kepada anak selama 15 hari dengan buku yang dipilih oleh anak
° Mengajak anak mereview buku setelah dibaca
° Mendokumentasikan respon anak (review) dalam bentuk audio


📚 Sumber Referensi & Media Digital

° Buku anak berjudul Assalamualaikum Ummu Maktum karya Abunnada
° Anchor
° Blogger

📜 Aktifitas Harian

° Membiarkan anak mencoba membaca bukunya sendiri dengan dibantu beberapa kata saat ia lupa
° Membiarkan anak berimajinasi dengan gambar ilustrasi yang ada pada buku
° Mereview hasil dari membaca buku dengan melakukan beberapa pertanyaan terkait buku pada anak dan menarik kesimpulan
° Merekam hasil review dan respon anak pada aplikasi anchor

🌱 Refleksi

Pada kesempatan kali ini saat Ummi mengajak Qonita untuk membaca buku bersama tiba-tiba ia memilih buku berjudul Assalamualaikum Ummu Maktum yang sebelumnya sudah pernah berulang kami baca. Namun, ia memilih ingin membaca bukunya sendiri bukan dibacakan seperti biasanya. Ummi pun membiarkannya membaca sendiri dengan sedikit bantuan ketika ia mulai terlihat lupa. Alhamdulillah sebagian besar isi buku rupanya ia telah hafal. Adapun manfaat dari proses membaca kali ini adalah : 

  • Mengembangkan kemampuan literasi dengan mendengar, menyimak, berimajinasi dan berbicara
  • Mengembangkan imajinasi dan ingatan anak tentang isi sebuah buku
  • Memotivasi anak agar bisa menyelesaikan proses membacanya sendiri 
  • Mengembangkan kemampuan berbicara dengan ekspresi sesuai apa yang ia baca
  • Mengambil hikmah dari buku yang dibaca 

🔉 Dokumentasi Audio



#harike11
#tantangan15hari
#zona5membangunkarakter
#stimulasiliterasibacatulis
#stimulasiliterasidigital
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...