Langsung ke konten utama

Jurnal Puasa Pekan 4 #Kepompong


Alhamdulillah, berasa pen teriaaaaak yang kenceng loh inituh. Sampai juga di hari terakhir puasa yang cuma 4 hari ini. Bukan karena aku telah berhasil menaklukan tantangan dan puasa aku bersyukur tapi karena aku berhasil menantang diri sendiri meskipun banyak Lika liku di dalamnya dan belum optimal juga. Seperti cerita yang ada di dalam jurnal harian, banyak sekali warna warni yang kujalani sejalan dengan badge yang kudapatkan pula. Berwarna warni. Itu artinya memang masih perlu perbaikan dan komitmen lagi setelah ini. Bolehlah setelah ini sejenak merefresh diri dan selonjoran dikit melepas lelah. 

Dan setelah itu yuk wahai diri kita bergerak lagi menantang diri dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Bismillah..

Ohiya ada surat juga untukmu, semoga berkenan membaca surat di puasa terakhir ini ya. Oktavia Winarti




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...

Hari 27 #Kepompong

Hari 1 #Kepompong

Untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik tentu saja ada tahapan metamorfosis. Dari yang awalnya sebagai telur, ulat, kepompong dan jadilah kupu-kupu.  Di tahap telur aku diajak untuk lebih menyelami diri sendiri. Melihat potensi dan menemukan apa yang menjadi bahagiaku. Di tahap ulat, berbagai makanan dilahap agar tetap menjadi seekor ulat yang sehat dan lincah. Makanan yang dilahap tak sembarangan, harus bergizi dan tentunya sesuai dengan kesukaan.  Tibalah di tahap kepompong. Disini aku diajak untuk lebih percaya kepada diri sendiri. Berusaha dengan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik, berproses waktu demi waktu menumbuhkan ,melatih berbagai kekuatan, kemampuan agar kelak sudah siap ketika menjadi seekor kupu-kupu.  Dari beberapa hal yang telah dilahap, dipelajari di tahap ulat aku memilih satu hal yang akan dilatih selama tahap kepompong. Setelah mempertimbangkan strong why dan idikator apa yang akan dicapai akhirnya aku memilih latihan "tidak mudah memarahi anak"...