Langsung ke konten utama

Aliran Rasa ...



Aliran Rasa ... 

Pertama kali tahu tentangmu, aku dibuat penasaran. Jiwa detektifku meronta dan mulai mencari tahu tentang dirimu. 
Setelah tahu sedikit tentangmu, aku masih penasaran dan ingin lebih dekat mengenalmu. 
Aku memberanikan diri mendekat lalu mulai mengenal, memahami kemudian mencoba bergerak untuk terlibat di dalamnya. 
Dan ternyata, inilah Institut Ibu Profesional. 
Kini bukan hanya sekedar penasaran, mencari tahu dan mengenalmu. Namun aku jatuh hati di dalamnya.

Jatuh hati mungkin bisa saja tak beralasan tapi kini jatuh hatiku sangat beralasan. 
Aku menemukan rasa penasaranku berubah menjadi rasa ingin terus menggali diri. 
Aku menemukan sebuah pelayaran samudera untuk mencapai  visi  misi hidup yang sebelumnya hanya berserakan tak karuan. 
Aku diajak menyelam, dalam dan semakin dalam sampai aku bisa mengenali diriku sendiri yang mungkin sebelumnya bahkan aku merasa asing dengan diri sendiri.
Aku diajak bangkit, berbinar dan semangat untuk terus melangkah. 
Aku ditemani orang-orang hebat luar biasa yang juga sama-sama berjuang untuk mencapai visi misi hidupnya.  
Aku diberi wadah khusus untuk menjadi seorang pembelajar sesuai dengan fitrah seorang perempuan yang berperan juga sebagai seorang istri dan sosok ibu. 
Aku belajar bagaimana menjadi seorang ibu profesional yang sebelumnya tak pernah terpikirkan akan dua kata tersebut. 

MasyaaAllah , bagaimana mungkin aku tak jatuh hati?  

Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimusholihat, biidznillah pelayaran dan penyelaman itu kini sudah sampai sini. 
Aku berjuang meski mungkin masih jadi si pejuang deadline. Di sela-sela waktu membersamai ananda, tugas domestik dan melakukan berbagai kewajiban. Alhamdulillah aku masih bisa menjalankan misi demi misi. 
Meski ada rasa penasaran sekaligus deg-degan saat misi itu tiba-tiba ada. Seru dan merasakan sebuah tantangan saat mengetahui misi yang harus dijalankan dengan deadline yang ditentukan, galau saat belum sama sekali menjalankan misi sementara yang lain sudah selesai dengan misinya dan deadline semakin dekat. Merasa plong saat misi terselesaikan. 
Dan bersyukur alhamdulilah masih bisa terlibat dalam setiap proses nya. Karena ku tahu semua ini adalah tak mungkin tanpa melibatkan Allah di dalamnya.

Biidznillah aku tahu IIP, aku kemudian mengenalnya dan bisa terlibat di dalamnya. 
Alhamdulillah. 
Terima kasih untuk keempat permata hasil penyelaman misi-misi ini. 
Dan insyaaAllah, jika masih diizinkan Allah aku ingin kembali melanjutkan perjalanan untuk berjuang, berlayar dan menyelam bersama.

Fitri Yani Sari 
IP Bandung 

#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah
#ipbandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Lima Tahun yang Lalu

Tepat 5 tahun yang lalu di tanggal yang sama.  Sejak subuh aku sudah terbangun dan lagi-lagi meringis. Merasakan menit demi menit apa yang dinamakan orang-orang dengan gelombang cinta menanti sang buah hati terlahir ke dunia.  Seperti sudah menjadi kebiasaanku setiap bangun tidur maka aku harus segera mandi, tak bisa dinanti-nanti. Aku berjalan dengan perlahan menuju kamar mandi berniat mandj dan wudhu untuk shalat.  Jalanku sudah macam kura-kura berjalan saja, dengan berpegangan tangan ke tembok atau apa saja yang kulalui dekat denganku.  Kulihat Mamahku sudah sibuk di dapur.  Berapa terkejutnya aku saat memulai mandi tapi sudah ada bercak merah darah segar keluar disertai dengan rasa mulas melilit.  Aku spontan berteriak memanggil Mamahku. Tentu saja dengan bahasa isyarat.  Karena hiper Saliva ku yang tak kunjung membaik malah semakin menjadi di trimester akhir. Ditambah dengan long day sickness kunamai demikian karena setiap aku ke kamar mandi pasti...