Langsung ke konten utama

Sahabat (2008)

Sahabat adalah orang yang
Paling aku percaya
Sahabat adalah orang yang
Mengerti aku

Di kala ku sendiri
Dia datang menemaniku
Di kala dia sendiri
Aku datang untuk menemaninya
Tangisan,canda,tawa
Di lewati bersama
Semua itu mengukir kenangan – kenangan
Manis dalam benakku
Ku rasakan artinya seorang sahabat
Yang selalu menghiasi hari – hariku
Semua itu kusimpan dalam buku nuraniku

Tapi,
Ketika butiran – butiran cinta
Menerobos pada dinding persahabatan
Aku dan dia seperti berdiri di tepi
Jurang pemisah tali persahabatan
Yang hanya menunggu sekejap mata
Salah satunya akan terjatuh kedalamnya

Aku dan dia bersaing memperebutkan
Tali sebagai persahabatan,
Aku mencoba mengalah pada sahabatku
Aku pun jatuh terperosok ke dalamnya
Dengan seuntai kenangan – kenangan
Yang telah di jalin

Sementara sahabatku
Ia masih berdiri kokoh di atas sana
Dengan kemenangan atas cintanya yang telah tergapai
Dan melupakan aku juga melupakan kenangan – kenanga manis
Bersama seorang sahabat

Dan kini hanya tinggal bait – bait kata dalam benakku
Menyimpan segudang kenangan manisku
Dan akan slau ku simpan di dalam buku nuraniku
Tak kan pernah terlupakan


# sebuah puisi di tahun 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Pantulan Warna Zona 4

Alhamdulillah, 15 hari berlalu dengan semua kegiatan yang dilalui bersama. Bukan hal yang tak biasa sebenarnya kita berkegiatan di 15 hari ini, karena sebenarnya setiap hari pun kamu selalu bertanya,  "Ummi, habis ini kita ngapain? Ummi kita belajar yuk!" Ya, biasanya kalimat itulah yang keluar dari sosok kamu yang sudah mulai memiliki habbit tersendiri setiap harinya. MasyaaAllah, tanpa Ummi sadari ternyata kamu memang sedang banyak bertumbuh dan berkembang dengan segala kecerdasan yang kamu miliki. Membuat Ummi menjadi sosok yang harus terpaksa kreatif dalam membersamaimu dengan berbagai kegiatan yang bukan hanya sebagai pengisi waktu saja. Namun, banyak tujuan di dalamnya.  Dimulai dengan rasa ingin memulai belajar dan berkegiatan, rasa ingin tahu dan berusaha menaklukan setiap proses belajar. Disana Ummi pun banyak belajar, jika saja kamu adalah sosok kecil yang selalu bersemangat untuk belajar dari hari ke hari dari waktu ke waktu mengapa Ummi sebagai sosok dewasa tak bi...