Langsung ke konten utama

Butir Penyesalan

Tantangan 15 Hari 

Komunikasi Produktif

Hari ke 10



 Butir Penyesalan


❤️Temuanku hari ini

Pagi ini rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal dalam dada, teringat kejadian yang aku tulis sebagai Temuanku hari kemarin. 
Seperti rencana ku, hari ini aku harus berbicara dengan suamiku. Aku harus menuntaskan semuanya, semua yang terasa mengganjal dan menusuk-nusuk hatiku akan kejadian kemarin. 
Seusai shalat subuh aku memang belum memulai, namun suamiku menghampiriku seolah merasakan ada yang berbeda dariku. Ia menggenggam tanganku dan bertanya dengan ringan. 
"Kamu kenapa?" 
Aku diam tak menjawab, sebenernya ingin rasanya aku mengomel habis-habisan, ingin rasanya mencerca berbagai kalimat panjang agar ia mengerti mengapa aku seperti ini saat ini, mungkin di penglihatannya aku berbeda karena memang aku sedikit manyun dan malas menatap dirinya. Dan lagi aku sedikit kesal mengapa ia tak menyadari kesalahannya bahwa ia penyebab semuanya ini. 
"Hey, kamu kenapa? Ko jadi gini?" Tanyanya kembali sambil berusaha menempatkan pandangan mataku tepat di depan pandangan matanya, tentu saja dengan paksa. Huh, dasar tak ada lembut-lembutnya gitu, tak ada pujian atau gombalan gitu biar aku lebih terenyuh. 

Terpaksa ! Aku sekarang berpandangan mata dengannya. Namun aku belum memulai menjawab pertanyaannya. 
"Kamu kesel sama aku? Kenapa?" Tanya nya lagi dengan nada yang mulai kesal sebab aku tak kunjung menjawab. 
Aku mencari-cari kalimat yang pas sembari terus menatap matanya dalam, lalu menarik nafas panjang 
"Kamu udah baca tulisan aku kemarin?" Tanyaku. 
"Belum, emang udah ada ? Dimana ?" Tanyanya , ia memang rajin membaca tulisanku di blog, tulisan tentang temuan-temuanku pada Komprod ini.
Tapi kali ini belum, pantas saja ia sekarang bertingkah seolah tak salah apa-apa. 
"Ada, baca aja !" Kataku kemudian.
"Iya deh nanti aja, aku sakit kepala ini ga mau lihat dulu hp.." jawabnya. 

Hufth, baiklah akupun mulai dengan obrolanku dengan suamiku, karena menunggunya membaca  tulisanku takut terlalu lama dan aku semakin tak  enak hati. Aku memulai bercerita tentang kemarin, tentang ketidak setujuanku perihal sikapnya kepada anak-anak. Perihal bagaimana aku merasa sakit hati dan hancur saat kudapati anak-anakku dibentak olehnya padahal sesaat sebelumnya mereka bahagia ada abinya di rumah, bahkan selalu ditanyai kapan pulang jika abinya pergi dan sesaat setelahnya mereka tak ada rasa benci atau dendam sekalipun. Ku keluarkan semua unek-unek yang mengganjal dalam dada, yang tanpa terasa akupun membuat buliran air mata yang awalnya hanya beberapa bulir saja namun kemudian menjadi deras. 
Suamiku diam dan kulihat ada sorot mata rasa bersalah, suamiku kemudian juga menjelaskan dan meminta maaf perihal kejadian itu. Ia kemudian memeluk dan mencium anak-anak yang memang masih terlelap tidur. 

Ya, ia sudah sadar akan kesalahannya. Ku minta ia meminta maaf bukan hanya padaku tapi pada anak-anakku. Ku lihat sorot matanya merasakan penyesalan. Alhamdulillah kali ini rasa yang mengganjal itu telah aku salurkan. Dan aku mulai merasa lega. Kamipun saling meminta maaf dan kuminta suamiku tiduran di pangkuanku dan aku memijat lembut kepalanya yang ia bilang sedang sakit. Dan sesekali ku tatap wajahnya, aku tahu sebenarnya ia tak ingin melakukan hal yang diluar kendali seperti kemarin, buktinya ia menyesal dan kulihat ada butiran basah menyembul malu-malu di kedua kelopak matanya. Benarkah itu butiran sebagai bentuk penyesalan ? Entahlah.

❤️ Tantanganku hari ini
Berdamai dengan diri sendiri dengan tidak mementingkan ego dan gengsi. Mencoba memulai pembicaraan dengan banyak pertimbangan agar pesan tersampaikan dengan baik. Memilih diksi yang tepat dan jelas. Memahami perasaan suami.

❤️ Point Komunikasi Produktif
-Memilih waktu yang tepat 
-Gesture tubuh 
-Tatapan mata 
-Menyelesaikan masalah sampai tuntas

❤️ Rencanaku esok hari 
insyaaAllah aku harus lebih komunikatif dalam menyelesaikan sebuah masalah, terlebih jika Maslaah itu membuat ganjalan yang tak nyaman untuk diri sendiri. Berusaha berpikir dan lebih mementingkan nalar dibanding ego. Bismillah

❤️Bintangku hari ini
Aku menghargai diriku untuk tantangan komunikasi produktif hari ini adalah bintang 5 ⭐⭐⭐⭐⭐.  Alhamdulillah semoga jadi motivasi untuk mempertahankan bahkan lebih dari ini. 




Fitri Yani Sari
IP Bandung

#harike-10
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fii Amanillah Abi

Sebuah cerita pengalaman seorang anak berusia 6 tahun saat qodarullah harus ditinggal dalam waktu yang cukup lama oleh ayahnya. Cerita ditulisnya dalam buku tulis bertuliskan tangan, sesuai bahasa yang ia tahu dibantu pertanyaan-pertanyaan pemantik dari Ummi agar alurnya pas.  Dibukukan dalam sebuah ebook yang bisa dibaca dan digunakan oleh siapapun untuk kebutuhan literasi. Tidak untuk dikomersilkan.  Salam literasi  Unduh cerita versi pdf di  Fii Amanillah Abi Cerita versi audio book di  Audio Book  atau  https://www.instagram.com/reel/CycAcd2yTq2/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

Puasa Pekan 3 #Kepompong

Waktu begitu cepat berlalu. Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari begitu singkat buatku, astagfirullah. Betapa manajemen waktuku amburadul. Bahkan aku pun sering lupa tanggal berapa. Aku pun lebih sering menarik diri dari dunia maya, sedikit sekali waktuku yang kugunakan untuk bersosial media akhir-akhir ini, hingga suamiku sendiri jarang bisa berkomunikasi denganku, aku merasa lebih sibuk di kehidupan nyata dengan kegiatan domestik dan target-target yang belum tercapai. Bahkan menulis jurnal harian pun kadang rapel dan sudah banyak sekali yang hanya menulis di template tanpa caption. Pekan ini begitu menyita tenaga fisik dan batinku. Qodarullah.  Sampai tiba juga di hari dimana aku bisa menulis jurnal ini. Kutulis saat anak-anak terlelap tidur siang. Jurnal puasa pekan 3.  Ko bisa? Udah 3 pekan aja pekan puasa menjadi kepompong, tapi aku merasa belum menjadi lebih baik huhu. Kemana aja aku selama ini?  Diantara puasa dan tantangan mungkin tak ada bedanya, sama-sama masih bany...

Pantulan Warna Zona 4

Alhamdulillah, 15 hari berlalu dengan semua kegiatan yang dilalui bersama. Bukan hal yang tak biasa sebenarnya kita berkegiatan di 15 hari ini, karena sebenarnya setiap hari pun kamu selalu bertanya,  "Ummi, habis ini kita ngapain? Ummi kita belajar yuk!" Ya, biasanya kalimat itulah yang keluar dari sosok kamu yang sudah mulai memiliki habbit tersendiri setiap harinya. MasyaaAllah, tanpa Ummi sadari ternyata kamu memang sedang banyak bertumbuh dan berkembang dengan segala kecerdasan yang kamu miliki. Membuat Ummi menjadi sosok yang harus terpaksa kreatif dalam membersamaimu dengan berbagai kegiatan yang bukan hanya sebagai pengisi waktu saja. Namun, banyak tujuan di dalamnya.  Dimulai dengan rasa ingin memulai belajar dan berkegiatan, rasa ingin tahu dan berusaha menaklukan setiap proses belajar. Disana Ummi pun banyak belajar, jika saja kamu adalah sosok kecil yang selalu bersemangat untuk belajar dari hari ke hari dari waktu ke waktu mengapa Ummi sebagai sosok dewasa tak bi...